Minggu, 28 April 2024

Menteri PUPR Instruksikan Seluruh Balai Siaga Hadapi Musim Pancaroba

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Basuki Hadimuljono Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Foto: Antara Basuki Hadimuljono Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Foto: Antara

Basuki Hadimuljono Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menginstruksikan seluruh balai Kementerian PUPR di wilayah Indonesia bersiaga menghadapi musim pancaroba.

“Saya kira semua balai kami di seluruh Indonesia tidak boleh ada yang ke Jakarta, kecuali atas seizin Menteri PUPR. Karena kita semua siap siaga untuk menghadapi musim pancaroba,” ujar Basuki dilansir Antara pada Selasa (12/3/2024).

Dia juga menambahkan bahwa dalam menghadapi musim pancaroba atau peralihan musim tersebut, maka seluruh wilayah Indonesia menjadi prioritas dirinya dan Kementerian PUPR seraya terus berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

“Saya kira semua wilayah di Indonesia menjadi prioritas saya, berkoordinasi dengan BMKG. BMKG selalu memberikan warning-warning,” tuturnya.

Sebagai informasi, BMKG mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi terjadinya cuaca ekstrem selama periode pancaroba atau peralihan musim yang diprakirakan berlangsung pada bulan Maret hingga April 2024.

Selama periode pancaroba, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, angin puting beliung, dan fenomena hujan es.

Dwikorita Karnawati Kepala BMKG mengatakan, berdasarkan analisa dinamika atmosfer yang dilakukan BMKG, didapati saat ini puncak musim hujan telah terlewati di berbagai wilayah Indonesia, khususnya bagian selatan Indonesia.

Hal tersebut, kata dia, mengindikasikan bahwa wilayah tersebut akan mulai memasuki peralihan musim pada bulan Maret hingga April. Salah satu ciri masa peralihan musim adalah pola hujan yang biasa terjadi pada sore hingga menjelang malam hari dengan didahului oleh adanya udara hangat dan terik pada pagi hingga siang hari.

Kondisi itu terjadi karena radiasi matahari yang diterima pada pagi hingga siang hari cukup besar dan memicu proses konveksi (pengangkatan massa udara) dari permukaan bumi ke atmosfer sehingga memicu terbentuknya awan.

Karakteristik hujan pada periode ini, lanjut dia, cenderung tidak merata dengan intensitas sedang hingga lebat dalam durasi singkat. Apabila kondisi atmosfer menjadi labil atau tidak stabil maka potensi pembentukan awan konvektif, seperti awan Cumulonimbus (CB) akan meningkat. (ant/ike/saf/ham)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Minggu, 28 April 2024
27o
Kurs