
Kota Makkah tengah dilanda cuaca panas ekstrem yang menjadi tantangan serius bagi jemaah haji asal Indonesia.
Menurut prediksi dari Pusat Meteorologi Nasional Arab Saudi, suhu di kota suci tersebut mencapai puncaknya hari ini Rabu, (14/5/2025) dengan temperatur menyentuh angka 45 derajat Celsius menjelang waktu Salat Asar.
Tingginya suhu disertai kelembapan rendah memicu risiko dehidrasi, batuk kering, dan masalah kulit.
Kondisi itu diperkuat dengan pantauan dari layanan prakiraan Makkah Weather, yang terus mengingatkan soal potensi dampak cuaca terhadap kesehatan jemaah.
Sampai hari ini, ada 20 jemaah haji dari Embarkasi Surabaya yang tertunda keberangkatannya ke Tanah Suci akibat kondisi kesehatan.
Sugiyo Sekretaris PPIH Embarkasi Surabaya menyampaikan, penundaan tidak hanya disebabkan oleh sakit yang dialami jemaah, tetapi juga karena adanya pasangan suami atau istri yang memilih menunda keberangkatan untuk mendampingi pasangannya.
“Di antara yang tertunda berangkat tersebut adalah karena sakit dan ketika suami atau istri sakit maka pasangannya juga ikut tertunda berangkat,” ujar pria yang juga menjabat sebagai Plh Kepala Bidang PHU Kanwil Kemenag Jati.
Lebih lanjut, Sugiyo juga mengimbau seluruh jemaah dari Embarkasi Surabaya yang akan berangkat agar benar-benar menjaga kesehatannya menjelang penerbangan. Jemaah yang diketahui sakit saat pemeriksaan akhir diwajibkan menjalani perawatan di RS Haji Surabaya.
Jangan Paksa Diri
dr. Teddy, Tim Kesehatan Kloter 6 yang berada di Makkah, turut memberikan peringatan kepada jemaah, baik yang sudah tiba maupun yang masih dalam perjalanan.
“Kondisi tubuh yang paling tahu adalah kita sendiri. Kalau memang lelah, jangan paksa untuk beraktivitas,” katanya.
Dokter Teddy menekankan, cuaca panas di Makkah jauh lebih ekstrem dibandingkan Indonesia. Kondisi itu membuat tubuh rentan mengalami dehidrasi, tenggorokan dan kulit kering.
“Saat kulit kering akan mudah terasa gatal. Akhirnya jemaah akan menggaruk kulitnya. Dengan menggaruk itu kulit akan terluka dan bakteri bisa masuk ke kulit dan membuat kulit lebih gatal,” jelasnya.
Untuk itu, Dokter Teddy mengingatkan pentingnya perlindungan tubuh saat beraktivitas di luar ruangan.
“Lindungi tubuh saat keluar dari hotel menuju masjid. Pakai kacamata, topi atau bawa payung,” imbuhnya.
Sebagai langkah pencegahan, jemaah juga diimbau untuk membawa penutup kepala, menjaga asupan cairan tubuh, serta meminimalkan aktivitas berat di luar ruangan. Upaya ini penting untuk menghindari risiko heat stroke yang bisa membahayakan keselamatan. (ain/ham/rid)