Rabu, 16 Juli 2025

Akademisi Sebut Pendidikan Reproduksi dan Pendalaman Rohani Jadi Langkah Preventif Perilaku Inses

Laporan oleh Akira Tandika Paramitaningtyas
Bagikan
Dewi Retno Suminar dosen Fakuktas Psikologi Universitas Airlangga (Unair). Foto: Unair

Fenomena inses yang menghebohkan publik belum lama ini, menjadi perhatian khusus banyak pihak, termasuk akademisi.

Dewi Retno Suminar dosen Fakuktas Psikologi Universitas Airlangga (Unair) menerangkan, banyak faktor yang mendasari seseorang memiliki perilaku menyimpang. Salah satunya adalah melakukan inses.

Dari segi psikologis, Dewi melihat, inses bisa bermula dari trauma, minimnya nilai agama, kehidupan sosial, dan masih banyak lagi.

“Kadang, orang yang melakukan inses juga tidak selalu karena trauma. Bisa juga karena ada relasi dalam keluarga yang terjadi secara bebas,” terang Dewi.

Perilaku inses, lanjut Dewi, bisa juga terjadi karena kondisi rumah yang merangsang untuk melakukan hubungan intim.

“Selain itu, perilaku inses juga bisa muncul karena tidak tersentuh nilai agama sejak kecil,” tambah Dewi.

Beberapa faktor lain yang mendorong adanya perilaku menyimpang ini seperti adalah kebiasaan sulit menolak ajakan orang.

Dewi menjelaskan, adanya relasi kuasa yang mendorong seseorang sulit menolak, sehingga terjadi hubungan inses yang tidak diinginkan.

Sebagai langkah preventif, Dewi mengimbau agar masyarakat memiliki pengetahuan dan pendampingan mengenai risiko kesehatan juga reproduksi karena hubungan inses.

Menurutnya, pengetahuan ini sudah seharusnya diberikan sejak dini, meski kerap dianggap tabu.

“Ketika anak memasuki masa baligh, memang harus dipisah antara laki-laki dan perempuan. Kemudian nilai moral tentang relasi laki-laki dan perempuan juga harus sudah diajarkan sejak sebelum pubertas. Batasan tentang sentuhan harus mulai diajarkan sejak dini,” ungkapnya.

Langkah lain yang bisa diambil untuk mencegah terjadinya perilaku inses ini adalah dengan mencari komunitas yang memberikan manfaat rohani maupun ragawi.

“Banyak aktivitas fisik yang harus dilakukan untuk membuat badan dan pikiran segar karena oksigen yang mengalir dengan baik. Sehingga tawaran komunitas yang menyimpang tidak lagi menarik,” tandasnya. (kir/saf/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Rabu, 16 Juli 2025
32o
Kurs