Rabu, 3 September 2025

Aliansi Perempuan Indonesia Sebut Aksi Protes Wujud Frustrasi dan Kekecewaan Rakyat

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Aksi unjuk rasa dari Aliansi Perempuan Indonesia di gerbang utama gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (3/9/2025). Foto: Faiz Fadjarudin suarasurabaya.net

Ratusan massa dari Aliansi Perempuan Indonesia menggelar aksi unjuk rasa di gerbang utama Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta.

Dalam aksi yang berlangsung damai ini, para demonstran menyuarakan kritik tajam terhadap kebijakan pemerintah Prabowo Subianto Presiden yang dinilai semakin menjauh dari kepentingan rakyat.

Mutiara Eka Pratiwi Juru Bicara Aliansi Perempuan Indonesia menyampaikan, aksi ini merupakan luapan frustrasi dan kekecewaan masyarakat terhadap kebijakan negara yang tidak mampu memperbaiki kehidupan rakyat, di tengah kondisi sulit seperti kemiskinan dan pengangguran.

“Bukan kami masalahnya. Aksi-aksi demonstrasi selama ini muncul karena rasa frustrasi dan kekecewaan dari kebijakan negara yang justru tidak memperbaiki kehidupan bangsa. Prabowo Presiden justru mengambil kebijakan-kebijakan yang memperkaya segelintir orang yang menjarah sumber daya alam Indonesia,” tegas Eka di lokasi unjuk rasa, Rabu (3/9/2025).

Dia mendesak Prabowo untuk segera mengeluarkan pernyataan resmi guna menarik mundur aparat TNI dan Polri dari berbagai bentuk aksi protes masyarakat.

“Pernyataan presiden bahwa akan menindaklanjuti kasus-kasus kekerasan dalam demonstrasi itu tidak cukup. Arahan kepada TNI dan Polri untuk mengambil langkah tegas justru menyebabkan eskalasi kekerasan di lapangan. Ini bertentangan dengan niat untuk mengusut tuntas kekerasan. Presiden seharusnya tidak meladeni aksi damai rakyat dengan tuduhan makar atau terorisme,” ujarnya.

Dalam aksinya, massa mengenakan kaos dan atribut dominan warna pink, terinspirasi dari keberanian seorang ibu bernama Anna yang pada aksi 28 Agustus lalu tampil mengenakan hijab pink saat melawan tindakan represif aparat.

Selain itu, warna hitam juga dikenakan sebagai simbol duka atas meninggalnya sejumlah peserta aksi dan pegawai yang menjadi korban dalam kerusuhan beberapa hari lalu.

Mereka membawa berbagai atribut seperti poster, spanduk, dan sapu. Sapu menjadi simbol tuntutan kepada Prabowo Presiden untuk menyapu bersih kebijakan yang merugikan masyarakat serta memberantas para koruptor.

Beberapa tulisan dalam poster mereka antara lain “Tunjangan Guru Yes, Tunjangan Joget No”, “Stop Sakiti Anak Kami dengan Makanan Beracun Gratis”, “Protes Adalah Hak”, “Kami Tidak Rela Uang Pajak Kami Digunakan untuk Menyerang Rakyat”, “Capek-Capek Cari Kerja Buat Bayar Pajak, Duitnya Buat Foya-Foya Pejabat”.

Aliansi juga menempelkan foto-foto sembilan orang yang meninggal akibat kekerasan dalam sejumlah aksi sebelumnya, sebagai bentuk penghormatan dan pengingat akan nyawa yang hilang dalam perjuangan menyuarakan keadilan.

Aksi ini berlangsung tertib, tanpa mengganggu arus lalu lintas di Jalan Gatot Subroto, dan mendapat pengawalan dari aparat kepolisian. (faz/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Rabu, 3 September 2025
32o
Kurs