
Antrean panjang kendaraan di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi yang terjadi sejak Senin (23/6/2025) malam lalu hingga hari ini, Kamis (26/6/2026), banyak dikeluhkan masyarakat melalui Radio Suara Surabaya.
Menanggapi hal tersebut, Yani Andrianto, General Manager PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Ketapang menjelaskan kalau antrean ini dipicu oleh kombinasi cuaca buruk dan meningkatnya volume kendaraan karena libur panjang sekolah, serta arus logistik pascaaksi demo sopir truk ODOL.
“Kalau antrean ini yang dikeluhkan, tidak hanya karena cuaca saja. Sejak libur sekolah Senin malam atau Minggu malam itu, memang (kendaraan truk) logistik yang habis demo ODOL di Surabaya dan beberapa tempat kan memang tidak melayani muatan. Jadi setelah demo mereka kembali ke gudang untuk beraktivitas, mengangkut barang sampai ke wilayah Banyuwangi, Denpasar dan Lombok. Jadi bebarengan,” ujarnya saat kepada Suara Surabaya, Kamis.
Selain kendaraan logistik, antrean juga dipicu oleh peningkatan signifikan bus pariwisata, mobil pribadi, dan kendaraan penumpang umum yang menuju Pulau Bali dan Lombok.
Selain itu, penyeberangan Ketapang–Gilimanuk juga sempat ditutup selama dua jam akibat cuaca buruk, pada Rabu (25/6/2025) kemarin, mulai pukul 18.25 WIB.
Penundaan penyeberangan itu karena arus laut kencang berada di atas 15 knot diikuti gelombang tinggi. Penyeberangan kembali dibuka pukul 20.50 WIB setelah kondisi dinyatakan aman oleh otoritas terkait.
Karenanya, GM PT ASDP Ketapang itu menyebut, penutupan itu ditambah momen libur sekolah dan long weekend ikut memperbesar lonjakan volume di penyeberangan ini.
“Analisa kami di lapangan tidak hanya sekadar cuaca, tapi memang bareng-bareng antara libur wisata, bus-bus sudah mulai datang juga, kendaraan pribadi, termasuk juga logistik. Jadi antrean terjadi,” imbuhnya.
Ia menambahkan, tumpukan kendaraan juga sempat terlihat hingga keluar pelabuhan karena tampungan di dalam hampir penuh. Data internal ASDP menyebutkan hingga Selasa pagi ada lebih dari 4.000 kendaraan di area pelabuhan dan sekitar 600 truk tertahan di buffer zone kawasan Watu Dodol.
“Kalau sudah di dalam pelabuhan memang penuh, suplean jalannya enggak ketemu. Tapi itu tidak berlangsung lama, pelan-pelan kita tarik. Sampai tadi pagi terutama kendaraan pribadi dan kendaraan penumpang sudah berangsur normal. Kalau logistik memang terus mengalir,” jelasnya.
Untuk mengurai antrean, ASDP Ketapang mengoperasikan 31 kapal secara penuh dan menyiapkan total delapan dermaga (MB dan LCM), termasuk dermaga cadangan. Tiga kapal perbantuan juga telah diaktifkan untuk membantu melayani lonjakan penyeberangan.
“Kalau sudah masuk area pelabuhan, kurang lebih satu jam pasti sudah terangkut di atas kapal,” jelas Yani. Ia juga mengatakan bahwa waktu yang relatif longgar untuk menyeberang biasanya terjadi antara Subuh sampai pukul 10 pagi. Setelah itu, volume kendaraan cenderung naik kembali menjelang sore dan malam hari.
Lebih lanjut, Yani menyebut bahwa puncak arus balik diprediksi terjadi pada, Sabtu malam hingga Minggu malam (29-30 Juni 2025).
Untuk itu, pihaknya telah menerapkan skenario operasional seperti saat Lebaran dengan pola hijau (lancar), kuning (ramai), dan merah (padat) untuk mengantisipasi lonjakan lalu lintas.
“Kami tetap koordinasi dengan BMKG, kepolisian, TNI, dan seluruh stakeholder. Kami minta pengguna jasa bersabar karena prioritas utama kami adalah keselamatan. Kalau kami tunda, itu demi keselamatan, karena cuaca ini anomali banget. Kadang tenang, tiba-tiba hujan atau angin kencang,” tegas Yani. (bil/ham)