
Eko Prasetyo, Direktur Meteorologi Maritim BMKG mengungkapkan bahwa dinamika kondisi cuaca di Selat Bali jadi tantangan proses pencarian dan penyelamatan korban kapal KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam, Rabu malam (2/7/2025).
Kepada Radio Suara Surabaya, Kamis (3/7/2025) malam, Eko mengatakan bahwa semakin malam, meski proses pencarian tetap dilanjutkan, jarak pandang di lokasi kejadian semakin terbatas.
“Untuk saat ini karena berangsur malam, jarak pandang berkurang, terbatas sehingga sedikit menyulitkan pencarian ya walaupun dibantu alat-alat pendukung, alat-alat dukung pembantu. Teman-teman tetap semangat untuk mendukung proses pencarian pertolongan dan iskandaritas ekopasi kontra ini,” jelas Eko.
Terkait kondisi angin dan gelombang laut, Eko menyebut situasinya masih aman. Namun, arus laut yang kencang di wilayah Selat Bali menjadi tantangan besar bagi tim penyelamat.
“Karena memang karakteristik selat ini arusnya kencang, arusnya deras, kecepatannya rata-rata lebih dari 1,5 meter per detik. Jadi ini perlu ekstra energi untuk bisa menaturkan kondisi ini di dalam, terus berjuang melanjutkan proses evakuasi,” ujar Eko.
BMKG, lanjutnya, juga telah memberikan sejumlah rekomendasi untuk tim pencari dan penyelamat guna mengantisipasi cuaca ekstrem selama proses evakuasi.
“Yang pertama, jika mendapatkan informasi tentang keekstriman cuaca, mungkin kawan-kawan bisa menyesuaikan alat utamanya di dalam melakukan operasi, sehingga tetap aman buat penolong, juga segera ditemukan para korban sekaligus tertolong kemudian,” katanya.
Sementara saat ditanya soal kondisi cuaca saat kejadian tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya, Eko menjelaskan bahwa BMKG mencatat tidak ada hujan, hanya kondisi berawan. Namun, tinggi gelombang di perairan pada saat itu memang cukup signifikan.
Meski demikian, ia menambahkan bahwa perlu pendalaman lebih lanjut untuk mengetahui apakah kondisi cuaca tersebut menjadi faktor utama penyebab kapal tenggelam.
“Jadi kalau jenis kapalnya mendukung terhadap kondisi cuaca ini ya harus aman, tapi jika ada hal-hal yang tidak mendukung, ya perlu penyesuaian terhadap rencana pelayarnya,” imbuh Eko.
Untuk kondisi cuaca dalam beberapa hari ke depan, BMKG sudah menetapkan peringatan dini gelombang sedang hingga tinggi di wilayah Selat Bali dan sekitarnya.
“BMKG sudah hadir di Pelabuhan Ketapang itu dan memberikan informasi prediksi setiap satu jam. Ini di antara satu jam ini ada peringatan dini, PD1, PD2, PD3 yang harusnya menjadi perhatian kita bersama pengguna transportasi laut di Selat Bali. Kemudian juga secara umum peringatan dini gelombang tinggi yang lebih ke samudera, perairan yang lebih luas juga kita berikan yang berlaku biasanya 3 harian,” katanya.
BMKG menyatakan tetap mendampingi seluruh proses pencarian dan terus memperbarui informasi cuaca untuk mendukung keselamatan tim SAR gabungan di lapangan.
“Ini yang saat ini yang perlu diwaspadai adalah perairan selatan Jawa Timur, selatan Selat Bali, selatan Bali, selatan Nusa Tenggara. Ini kategori gelombang moderat atau sedang, 1,3 hingga 2,5 meter, ini sudah perlu kewaspadaan,” tutup Eko. (bil/ham)