
Dokter (dr.) Erwin Astha Triyono Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur (Jatim) meminta para jemaah haji untuk menjaga daya tahan tubuh supaya tidak tertular virus meningitis dan influenza selama menjalankan ibadah haji.
Meskipun vaksin meningitis wajib diberikan sebelum terbang ke tanah suci, Erwin meminta para jemaah tetap melatih daya tahan tubuh sebelum berangkat ibadah haji dengan cara berolahraga dan menjaga pola makan sehat.
Menurut Erwin banyaknya jemaah haji dari beragam negara berpotensi menularkan virus meningitis terhadap sesama jemaah.
“Karena meningitis ini virusnya itu sumbernya dari semua negara yang datang. Ada dari Afrika, ada yang dari Bangladesh, India, virusnya dibawa ke sana (Arab Saudi),” kata Erwin dikonfirmasi suarasurabaya.net, Kamis (8/5/2025).
“Semua nanti bertempur di sana virusnya sehingga daya tahan tubuh menjadi isu utama. Maksimalkan daya tahan tubuh,” ungkapnya.
Selain virus meningitis, Erwin menyebut penyakit influenza juga berpotensi menjangkit para jemaah haji. Virus ini cenderung menular apabila kondisi kesehatan tubuh menurun terutama terhadap para jemaah lanjut usia
Untuk itu Erwin mengimbau kepada jemaah haji lansia supaya segera melapor ke tim medis apabila mengalami gangguan kesehatan saat beribadah di tanah suci.
“Selain meningitis, influenza. Kalau sudah lebih banyak istirahat juga seharusnya. Sebisa mungkin lapor ke tim kesehatan kita. Terutama lapor terkait dengan penyakit-penyakit yang sudah diderita,” tuturnya.
Sementara itu berdasarkan data Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan (BBKK) Surabaya sebagian besar calon jemaah haji di Embarkasi Surabaya mengalami gangguan kesehatan hipertensi dengan jumlah 83 orang.
Rosidi Roslan Kepala BBKK Surabaya mengatakan setiap harinya klinik kesehatan memeriksa sekitar 70 jemaah haji, sebagian besar dari mereka tercatat mengalami hipertensi.
Dengan rincian per Rabu (7/5/2025) jumlah jemaah mengalami hipertensi sebanyak 83 orang, disusul gangguan pernapasan 20 orang, diabetes 17 orang, anemia 11 orang dan suspect tuberkulosis 9 orang.
“Kebanyakan saya lihat ya, dari catatan kita yang ada sekarang itu hipertensi yang paling banyak kasusnya. Setiap hari kami memeriksa sekitar 70 calon haji dan rata-rata hipertensi,” kata Rosidi saat ditemui di Asrama Haji Surabaya, Rabu (7/5/2025) kemarin. (wld/bil/ham)