Senin, 8 Desember 2025

Guru Besar Unair Kembangkan Mikroba Bacillus Produk Ramah Lingkungan

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Prof Dr Salamun Guru Besar Ilmu Mikrobiologi Terapan Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Foto: Antara

Prof. Dr. Salamun Guru Besar Ilmu Mikrobiologi Terapan Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya mengembangkan mikroba jenis Bacillus sebagai bahan baku produk inovatif ramah lingkungan yang berpotensi diaplikasikan di berbagai sektor industri.

Dalam orasi ilmiah yang disampaikan di Aula Garuda Mukti Kampus MERR-C Unair Surabaya, Kamis (8/5/2025), Prof Salamun mengungkapkan bahwa Indonesia sebagai negara megabiodiversitas memiliki kekayaan mikroorganisme yang luar biasa, termasuk kelompok bakteri Bacillus spp.

“Produk ramah lingkungan multifungsi berbahan baku Bacillus memiliki prospek sangat menjanjikan. Keanekaragaman ekosistem tropis Indonesia dapat menjadi sumber spesies Bacillus baru yang unik dan spesifik, serta berpotensi menggantikan penggunaan senyawa kimia sintetis yang berdampak buruk bagi lingkungan,” ujarnya, dilansir Antara.

Dalam paparannya, Prof Salamun menyebutkan beberapa temuan varian lokal Bacillus yang telah diteliti, di antaranya Bacillus thuringiensis BK5.2 dan Bacillus mojavensis EG6.4 yang mampu menghasilkan racun alami efektif untuk membunuh larva nyamuk penyebab demam berdarah.

Selain itu, varian Bacillus subtilis BK7.1 juga memiliki potensi dalam bidang pertanian sebagai biopestisida dan agen bioremediasi untuk membersihkan limbah. “Ini menjadi peluang besar untuk menciptakan alternatif pengganti pestisida kimia yang lebih aman dan berkelanjutan,” tambahnya.

Prof Salamun menekankan pentingnya hilirisasi riset mikroba menjadi produk industri sebagai tahap akhir dari inovasi. Proses ini mencakup identifikasi jenis unggulan, pengembangan teknik fermentasi, pemurnian senyawa, hingga pengemasan produk untuk konsumsi massal.

“Hilirisasi memerlukan strategi teknis yang matang dan sinergi antara pemerintah, akademisi, pelaku usaha, serta masyarakat,” katanya.

Ia juga mendorong terciptanya kebijakan yang mendukung riset dan inovasi, serta perlunya peran aktif lembaga penelitian dalam memfasilitasi pengembangan produk berbasis mikroba lokal.

“Dengan kolaborasi yang kuat, kita dapat mewujudkan produk ramah lingkungan yang bukan hanya bermanfaat bagi masyarakat, tetapi juga mendukung pembangunan berkelanjutan,” tuturnya. (ant/bel/bil/ham)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Senin, 8 Desember 2025
32o
Kurs