Rangkaian perayaan Hari Pahlawan di Kota Surabaya telah dimulai Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sejak awal Oktober hingga November, lewat berbagai kegiatan.
Hidayat Syah Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya, mengatakan pesan utama yang ingin disampaikan Pemkot Surabaya melalui berbagai kegiatan itu, tak lain untuk menumbuhkan kembali semangat juang di semua lapisan masyarakat.
“Jadi, rangkaian Hari Pahlawan itu kan mulai awalnya Oktober sampai dengan November akhir. Yang kami sampaikan pesan di sini adalah semangat juang. Semangat juang tentang kepahlawanan untuk mulai dari teman-teman anak-anak yang di SD, SMP, terus SMA, terus juga anak-anak muda dan juga yang umumlah, masyarakat umum,” ujar Hidayat saat mengisi program Semanggi Suroboyo di Radio Suara Surabaya, Jumat (7/11/2025).
Adapun beragam kegiatan yang disiapkan untuk menyemarakkan peringatan Hari Pahlawan tahun ini, di antaranya Heroic Trek, Cangkruk Juang, Herock Mob, hingga Night at the Museum.
Untuk Heroic Trek, target sasarannya para pelajar tingkat SMP yang diajak mengenal kembali kisah-kisah bersejarah para pahlawan.
“Heroic Trek sudah berlangsung 7–10 Oktober lalu, melibatkan anak-anak SMP. Mereka diajak berkunjung ke tempat-tempat bersejarah seperti Museum Tugu Pahlawan, Gedung Mandiri, Viaduk, dan lokasi lain yang berkaitan dengan perjuangan. Terus juga anak-anak itu nanti diceritakan seperti apa sih kondisinya pada saat itu,” terang Hidayat.
Kegiatan lain yang juga menarik perhatian masyarakat, lanjut Hidayat, adalah Cangkruk Juang di kawasan Tugu Pahlawan pada 31 Oktober–1 November lalu.
“Di situ kita ada makanan tradisional, terus juga ada acara-acara menarik di sana. Ada juga ludruknya di situ. Terus juga ada musik-musik yang tentang kepahlawanan,” ujarnya.
Sementara pada Sabtu (8/11/2025) besok, akan digelar Herock Mob di kawasan Kota Lama Surabaya di Jalan Rajawali, Kecamatan Krembangan.
“Itu nanti sore sampai malam, diikuti para pecinta musik rock Surabaya. Tahun lalu 100 orang, sekarang animonya luar biasa, sudah 300 peserta kami batasi. Mereka membawa alat musik masing-masing dan membawakan lagu-lagu perjuangan,” jelas Hidayat.
Selain itu, akan ada kegiatan Sekolah Kebangsaan Gross Museum serta Night at the Museum di Tugu Pahlawan yang menghadirkan pameran, musik, kuliner tradisional, hingga kisah tokoh perjuangan seperti Mbok Dar Mortir juru masak para pejuang Surabaya.
“Semua kegiatan ini bertujuan menanamkan semangat kebangsaan dan mengenalkan kembali nilai perjuangan kepada anak-anak muda. Jadi, bukan sekadar memperingati tanggal 10 November, tapi juga menghayati makna dan nilai perjuangan arek-arek Suroboyo,” pungkasnya.
Menurut Hidayat, Surabaya sebagai Kota Pahlawan bukan hanya dikenal karena sejarah pertempurannya, tetapi juga karena semangat warganya dalam mempertahankan dan membangun kota.
“Kota Surabaya memang kan diisi dengan perjuangan. Awalnya ada Hari Pahlawan itu di sini. Jadi apa? Kita harus bersatu, berkolaborasi. Sekarang ini berjuang bukan untuk mewujudkan kemerdekaan lagi, mempertahankan kemerdekaan lagi, tapi juga juga untuk membangun kota ini,” jelasnya.
Hidayat menegaskan, pembangunan Surabaya harus dilakukan dengan semangat keguyuban dan kebersamaan, sebagaimana semangat arek-arek Suroboyo di masa perjuangan. “Pembangunan harus dilakukan dengan keguyuban, berpikir positif, dan semangat yang sama untuk membangun kota,” tambahnya. (bil/ipg)
NOW ON AIR SSFM 100
