
Sinyal Super Typhoon Ragasa di Hong Kong naik menjadi 10, per Rabu (24/9/2025) pukul 02.40 dini hari waktu setempat, dengan kecepatan angin rata-rata 118 kilometer per jam atau lebih.
Sebelumnya, selama berjam-jam, mulai Selasa (23/9/2025) pukul 14.30 hingga Rabu pukul 01.40 dini hari ini, sinyal yang semula 8, naik menjadi 9.
Hong Kong Observatory (HKO) merekam 28 kali typhoon yang terjadi dalam setahun ini, mulai Juni hingga September. Sinyal 8 ke atas sebanyak tujuh kali.
Diketahui, sinyal nomor 8 merupakan batas maksimal aktivitas warga di Hong Kong. Angka itu berarti mengharuskan masyarakat aktivitas di dalam ruangan.
Semua toko, sekolah, bisnis, layanan tutup kecuali yang darurat dan tidak punya altenatif. Penerbangan, pelabuhan, dan transportasi umum darat juga berhenti beroperasi.
Berdasarkan pantauan suarasurabaya.net di Mong Kok, pusat Kota Hong Kong, salah satu kawasan pusat belanja yang tidak pernah sepi wisatawan maupun warga lokal, sudah lumpuh per Selasa pagi.
Ini bukan hal baru bagi warga maupun pemerintah, sistem sinyal topan yang dimiliki sudah melatih mereka untuk mempersiapkan diri.
Begitu pemerintah mengeluarkan prediksi kenaikan sinyal, hotel langsung memasang alat penyangga pintu kaca untuk mencegah agar tidak pecah saat topan berlangsung. Seluruh tamu diminta tetap di dalam hotel.
Toko-toko juga langsung menutup usahanya dengan pemberitahuan yang ditempel di kaca. Pohon-pohon besar juga diikat mencegah tumbang dan mengurangi kerugian kota. Sebagai contoh, pada 2018 lalu terdapat 40.000 pohon tumbang karena topan. (lta/saf/ipg)