Sabtu, 31 Mei 2025

Indonesia Serukan Loss and Damage Masuk dalam Agenda Riset BRICS

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Diaz Hendropriyono Wamen LH/Wakil Kepala BPLH dalam pertemuan BRICS Climate Leadership Agenda yang digelar di Itamaraty Palace, Brasilia di Brazil. Foto: Antara

Pemerintah Indonesia menyerukan agar isu kerugian dan kerusakan (loss and damage) akibat perubahan iklim dimasukkan ke dalam agenda riset iklim BRICS untuk memastikan kebijakan berbasis keadilan iklim.

Menurut keterangan diterima di Jakarta, Jumat (30/5/2025), seruan itu disampaikan oleh Diaz Hendropriyono Wakil Menteri Lingkungan Hidup (Wamen LH)/Wakil Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) dalam forum BRICS Climate Leadership Agenda yang digelar di Itamaraty Palace, Brasilia di Brazil.

“Kami mengajukan isu loss and damage, mengacu pada UNFCCC, agar menjadi bagian dari ruang lingkup BRICS Climate Research Platform. Ini penting sebagai pijakan ilmiah dalam merancang kebijakan berbasis keadilan iklim,” kata Diaz dilansir Antara.

Memimpin delegasi Indonesia, Diaz menyerukan agar isu loss and damage dimasukkan dalam agenda riset iklim BRICS, sebagai bentuk keberpihakan terhadap negara-negara yang paling terdampak krisis iklim.

Isu loss and damage sendiri mengacu kepada dampak negatif dari perubahan iklim yang tidak bisa dihindari meski sudah dilakukan upaya mitigasi dan adaptasi iklim. Termasuk kerugian ekonomi, sosial dan lingkungan karena perubahan iklim.

Diaz juga menekankan bahwa pertukaran data ilmiah antarnegara via BRICS Climate Research Platform (BCRP) harus dilakukan secara sukarela, guna menjaga prinsip kesetaraan dan kedaulatan informasi.

Selain itu, Indonesia mendorong agar bagian Annex dari Joint Declaration difinalisasi secara menyeluruh sebelum dokumen dibawa ke forum kepala negara. Annex tersebut mengandung rincian teknis pelaksanaan dan menjadi bagian tidak terpisahkan dari kesepakatan utama.

“Finalisasi Annex perlu dilakukan sejak awal. Ini bukan sekadar pelengkap, tetapi elemen substantif yang harus dibahas dengan seksama sebelum naik ke level kepala negara,” ujar Diaz.

Seluruh usulan Indonesia disambut baik oleh negara-negara anggota dan akan dimasukkan ke dalam dokumen akhir sebagai bagian dari komitmen kolektif BRICS dalam memperkuat kerja sama ilmiah, transparan, dan berbasis keadilan iklim.(ant/bel/bil/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Avanza Terbalik Usai Tabrak 2 Mobil Parkir

Surabaya
Sabtu, 31 Mei 2025
32o
Kurs