
Arca Kepala Ganesha koleksi Museum Bagawanta Bhari Kediri yang dijarah massa aksi pada Sabtu (30/8/2025) lalu, ditemukan dalam kondisi dibuang di pinggir jalan.
Benda purbakala itu ditemukan dua pelajar, yakni Salman Al Farisi (16 tahun) dan Ahmad Rifqi Fakhrudin (17 tahun) di pinggir jalan dekat parkiran SMK Negeri 1 Ngasem, Jalan Totok Kerot, Sumberejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, Kamis (4/9/2025) hari ini.
“Waktu saya masuk parkiran, temen saya ini melihat kok ada batu yang enggak biasa. Ada corak motifnya. Dan akhirnya saya ambil, saya tanyakan ke tukang parkir yang jaga disitu. Saya tanya ini arca to mas? Tapi orangnya itu ragu antara iya dan tidak. Akhirnya saya tinggal sekolah dulu,” kata Salman.
Setelah mengetahui kalau benda itu merupakan koleksi Museum Bagawanta Bhari, mereka kemudian langsung mengambil arca itu, lalu diantar ke Pemkab Kediri.
“Pas pulang saya lihat ternyata masih ada di sana. Terus saya pulang. Di perjalanan kami berbicara, lalu mencari informasi barang kali itu arca (Meseum Kediri) yang hilang. Sampai rumah saya buka TikTok, cari referensi yang hilang, ternyata salah satunya ya Ganesha itu,” tambahnya.
“Saya kembali ke sekolah memastikan bentuknya Ganesha itu tadi. Ternyata benar bentuknya kayak di TikTok itu tadi. Lalu saya konfirmasi ke ibu saya, kebetulan kerja di sini,” tambahnya.
Terkait hal tersebut, Mustika Prayitno Adi Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Kediri mengaku bersyukur koleksi itu telah kembali.
“Alhamdulillah ini sudah diantar oleh dua adik dari SMKN 1 Ngasem kelas 11, diantar ke wisma tamu kami terima dan memang itu fragmen kepala Ganesha yang kita tunggu-tunggu,” kata Mustika.
Artefak itu sendiri mempunyai nilai historis dan arkeologis yang tinggi, salah satu petunjuk tentang sejarah Kerajaan Kediri Kuno.
Arca itu kembali dalam keadaan utuh, tanpa ada bagian yang rusak. “Alhamdulillah utuh,” terangnya.
Mustika mengungkap, kini tinggal wastra batik yang masih belum ditemukan.
“Tinggal wastra batik. Wastra batik itu kan prototipe dulu kita membuat batik khas Kediri. Tapi itu nilai historisnya enggak sebesar arca lah. Arca itu abad 10, wastra batik itu kan apa yang kita buat untuk batik kita ke depan itu khasnya seperti ini,” tandasnya.
Sebelumnya wayang kenang-kenangan Bupati Kediri Mapanji Jayabaya (1135-1157) juga ditemukan di wilayah Banyakan.
Untuk diketahui, arca tersebut ditemukan saat ekskavasi Situs Candi Babadan di Desa Sumbercangkring, Kecamatan Gurah, pada tahun 2009, setahun setelah penemuan Situs Tondowongso. (lta/bil/ham)