Selasa, 16 Desember 2025

Kondisi Terkini Aceh Tamiang: Jelang Sebulan Bencana, Relawan Human Initiative Ungkap Krisis Listrik, Air, dan BBM

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Tumpukan kayu akibat banjir menimbun rumah di Simpang Ulim, Kabupaten Aceh Timur, Minggu (7/12/2025). Foto: Antara

Kondisi terkini Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh, menjelang sebulan sebagai salah satu lokasi terdampak bencana banjir dan longsor, masih mengalami krisis listrik, air bersih, dan Bahan Bakar Minyak (BBM).

Ferdiansyah, relawan dari Human Initiative sudah berada di Desa Upah, Kecamatan Bendahara, Kabupaten Aceh Tamiang selama 10 hari untuk mendirikan dapur umum dan akses air. Dari semula 280-an jiwa mengungsi, sekarang masih ada 100 pengungsi di desa itu yang belum bisa pulang.

“Pengungsi semula 280 jiwa, sekarang berangsur turun. Lagi-lagi karena masalah Listrik dan internet belum menyala terutama Listrik. Sehingga terkendala jadi belum bisa balik ke rumah, lumpur masih tebal, jadi tetap mengungsi,” ungkapnya saat mengudara di Program Wawasan Radio Suara Surabaya, Selasa (16/12/2025).

Ia menggambarkan sejak pertama datang hingga kini yang masih menjadi kendala yaitu akses listrik, air bersih, dan BBM.

“Kami langsung membawa starlink, genset dari Jakarta, langsung set up untuk penerangan dan komunikasi. Karena para pengungsi belum terhubung dengan keluarga mereka. Kami langsung set up internet agar mereka bisa menghubungi keluarga,” ungkapnya.

Situasi itu memperparah kondisi pengungsi yang mengharapkan bantuan dari setiap mobil yang melintas, meski distribusi bantuan terus berangsur jalan, namun masih ada desa-desa yang terisolir.

“Ada salah satu penyintas 10 tahun menyampaikan kami lapar butuh makanan. Di Aceh Tamiang ada 12 kecamatan. Semuanya terdampak,” paparnya lagi.

Keterbatasan air bersih itu mengakibatkan di lokasi pengungsian, masyarakat mulai Buang Air Besar Sembarangan (BABS).

“Kami datang mengairi mereka memberi akses air bersih. Toilet masjid kami bersihkan. Rata-rata mereka pengungsi ada di masjid dan musala. Ada juga yang membuat tenda di reruntuhan rumah mereka,” bebernya.

Sebagai warga kelahiran Aceh Tamiang, Ferdiansyah menceritakan kejadian sunami 2004 lalu yang memang lebih banyak korban. Namun wilayah yang terdampak bencana banjir dan longsor kali ini lebih luas.

“Ada 1 desa luar biasa banyak dikelilingi kayu besar dan di tengahnya masjid atau pesantren itu salah satu desa yang sangat terdampak. Walaupun proses pemindahan kayu itu sangat diperlukan tapi akses masih terbatas ke sana. Saya dengan sampai saat ini juga bingung gimana akses mereka selanjutnya, mobilisasi selanjutnya,” jelasnya.

Kondisi memprihatinkan ini tidak hanya di Aceh, tapi juga terjadi di Sumatra Barat dan Sumatra Utara. Berdasarkan pantauan posko HI yang berjumlah 13 titik tersebar, dengan 1.000 relawan.

“Iya betul, memang kita fokus masih tanggap darurat. Artinya belum tahu akan sampai kapan. Tentu setelah itu kita masih punya PR recovery, pemulihan bagaimana ini saya melihat dan meyakini ini bukan waktu sebentar untuk (kembali seperti) sedia kala. Dampaknya sangat luar biasa, banyak wilayah terdampak butuh kolaborasi semua pihak untuk memulihklan bencana di Sumatra,” ungkapnya.

Selain air dan listrik, BBM juga langka dan mahal. Di tingkat pengecer, satu liter jenis Pertalite naik menjadi Rp30 ribu dari semula Rp10 ribu. Sementara di SPBU harga normal namun harus antre sepanjang 3 – 4 kilometer hanya ada 3 titik di Kabupaten Aceh Tamiang dan Kota Langsa, Aceh.

“Kami menunggu subsidi dari pemerintah. Mudah-mudahan ada inisiatif menggratiskan BBM di wilayah terdampak. Semoga mobil pembawa bantuan bisa diprioritaskan. Ada informasi teman-teman (pembawa bantuan) dari Jakarta harusnya (sudah) sampai kemarin (perjalanan)3 hari, tapi gara-gara antre BBM memakan waktu 5 hari,” paparnya lagi.

Hingga kini masa tanggap darurat bencana masih berlangsung, sehingga kebutuhan paling penting bagi para pengungsi adalah kebutuhan pokok, akses air bersih, lalu layanan kesehatan karena mulai banyak yang menerapkan BABS. Kemudian alat-alat dapur, perlengkapan mandi, hingga bantuan pembersihan rumah dan tempat ibadah. (lta/faz)

 

 

 

 

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Selasa, 16 Desember 2025
33o
Kurs