Rabu, 7 Mei 2025

Konklaf Digelar Hari Ini, Dunia Bersiap Menyambut Paus Baru

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Pemandangan Basilika Santo Petrus, menjelang konklaf untuk memilih paus berikutnya, seperti yang terlihat dari Roma, Italia pada 6 Mei 2025. Foto: Reuters

Para kardinal Gereja Katolik Roma akan memulai konklaf pada Rabu (7/5/2025) hari ini untuk memilih paus baru, menggantikan Paus Fransiskus yang wafat bulan lalu.

Mereka akan mengurung diri di Kapel Sistina, Vatikan, dan tidak akan berkomunikasi dengan dunia luar hingga pemimpin baru Gereja Katolik yang beranggotakan 1,4 miliar orang itu terpilih.

Konklaf ini merupakan tradisi yang telah berlangsung sejak abad pertengahan, dilansir dari Reuters.

Proses diawali dengan Misa di Basilika Santo Petrus sebelum para kardinal masuk ke Kapel Sistina, tempat mereka akan memberikan suara secara rahasia.

Pada hari pertama, hanya akan dilakukan satu kali pemungutan suara. Jika belum ada hasil, para kardinal akan melanjutkan dengan empat kali pemungutan suara setiap hari.

Asap hitam dari cerobong kapel menandakan belum terpilihnya paus, sedangkan asap putih dan dentang lonceng gereja mengumumkan bahwa paus baru telah dipilih.

Untuk menjadi paus ke-267, seorang kandidat harus mendapat dukungan dua pertiga dari 133 kardinal pemilih yang mewakili 70 negara—jumlah terbesar dalam sejarah konklaf.

Ini mencerminkan langkah Paus Fransiskus yang ingin memperluas jangkauan Gereja ke daerah-daerah yang sebelumnya kurang terwakili.

Belum ada kandidat kuat yang menonjol, meskipun nama-nama seperti Kardinal Pietro Parolin dari Italia dan Kardinal Luis Antonio Tagle dari Filipina sering disebut sebagai calon terdepan.

Nama-nama lain yang juga dipertimbangkan termasuk Jean-Marc Aveline (Prancis), Peter Erdo (Hungaria), Robert Prevost (AS), dan Pierbattista Pizzaballa (Italia).

Para kardinal memiliki pandangan yang berbeda mengenai arah Gereja ke depan. Sebagian mendukung visi reformis Paus Fransiskus yang lebih terbuka dan inklusif, sementara yang lain ingin kembali pada tradisi lama dan kepemimpinan yang lebih konservatif.

Sekitar 80 persen dari kardinal yang memilih kali ini adalah orang-orang yang diangkat oleh Paus Fransiskus, sehingga besar kemungkinan bahwa paus baru akan melanjutkan kebijakan progresif beliau, meski tetap menghadapi tekanan dari kelompok tradisionalis.

Pemilihan paus kali ini juga membuka peluang bagi terpilihnya pemimpin dari belahan bumi selatan—seperti yang terjadi pada 2013 saat Jorge Mario Bergoglio dari Argentina terpilih sebagai Paus Fransiskus—atau bahkan kemungkinan pertama kalinya paus berasal dari Amerika Serikat.

Kardinal Mario Zenari dari Italia mengimbau kesabaran. “Tunggu dan lihat saja. Proses ini butuh waktu,” katanya kepada wartawan.

Vatikan juga telah mengambil langkah teknologi tinggi untuk menjaga kerahasiaan konklaf, termasuk penggunaan alat pengacau sinyal untuk mencegah kebocoran komunikasi.

Rata-rata konklaf dalam 10 kesempatan terakhir berlangsung sekitar tiga hari. Konklaf pada 2013 hanya memakan waktu dua hari. Namun, kali ini para kardinal diperkirakan akan berusaha menyelesaikan pemilihan secepat mungkin guna menghindari kesan adanya perpecahan di tubuh Gereja. (saf/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Avanza Terbalik Usai Tabrak 2 Mobil Parkir

Mobil Terbakar Habis di KM 750 Tol Sidoarjo arah Waru

Kecelakaan Dua Truk di KM 751.400 Tol Sidoarjo arah Waru

Surabaya
Rabu, 7 Mei 2025
27o
Kurs