Sabtu, 6 September 2025

Militer Israel Perintahkan Warga Mengungsi ke Selatan, Kota Gaza Terus Digempur

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Warga Palestina yang mengungsi akibat serangan militer Israel di sekolah UNRWA, di Khan Younis, Jalur Gaza selatan pada 19 Agustus 2025. Foto: Reuters

Militer Israel pada Sabtu (6/9/2025) mengumumkan bahwa warga Palestina di Kota Gaza harus mengungsi ke selatan, seiring dengan semakin dalamnya serangan pasukan Israel ke wilayah perkotaan terbesar di Gaza.

Sejak beberapa minggu lalu, pasukan Israel telah menggempur pinggiran kota utara setelah Benjamin Netanyahu Perdana Menteri Israel memerintahkan militer untuk merebut Kota Gaza.

Dilansir dari Reuters, Netanyahu menyebut kota ini sebagai benteng Hamas, dan penaklukannya dianggap penting untuk mengalahkan militan Islam Palestina yang serangannya terhadap Israel pada Oktober 2023 memicu perang.

Serangan ini berisiko menggusur ratusan ribu warga Palestina yang selama ini berlindung di Gaza, setelah hampir dua tahun pertempuran. Sebelum perang, sekitar satu juta orang, atau hampir setengah dari total populasi Gaza, tinggal di Kota Gaza.

Avichay Adraee juru bicara militer Israel melalui unggahan di X (sebelumnya Twitter), menginstruksikan penduduk Kota Gaza untuk pindah ke daerah pesisir yang telah ditentukan di Khan Younis, Gaza selatan.

Adraee meyakinkan warga yang mengungsi bahwa mereka akan mendapatkan akses ke makanan, perawatan medis, dan tempat berlindung di sana. Area yang disarankan disebut sebagai “zona kemanusiaan.”

Pada Kamis (4/9/2025) lalu, militer Israel mengklaim telah menguasai hampir separuh wilayah Kota Gaza. Mereka juga menyebutkan bahwa sekitar 75 persen wilayah Gaza kini berada di bawah kendali mereka.

Banyak warga yang sempat mengungsi pada awal perang kini kembali ke Kota Gaza. Beberapa penduduk menegaskan bahwa mereka tidak berniat mengungsi lagi meskipun serangan terus berlanjut.

Selama berminggu-minggu, militer Israel melancarkan serangan besar-besaran ke Kota Gaza, perlahan maju melewati pinggiran kota, dan kini pasukan Israel berada beberapa kilometer dari pusat kota.

Netanyahu, yang didukung oleh sekutu dari koalisi sayap kanan, memerintahkan perebutan penuh Kota Gaza meskipun bertentangan dengan saran dari pimpinan militer Israel. Meskipun ragu, militer akhirnya mengerahkan puluhan ribu pasukan cadangan untuk mendukung operasi tersebut.

Perang yang berlangsung di Gaza telah semakin membuat Israel terisolasi secara diplomatis, dengan beberapa negara sekutu terdekat mengkritik kampanye militer yang menghancurkan wilayah Gaza yang kecil itu. (saf/faz)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Surabaya
Sabtu, 6 September 2025
30o
Kurs