
Prof. Fedik Abdul Rantam Pakar Imunologi dan Virologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menilai uji coba vaksin tuberkulosis (TBC) yang akan dilakukan di Indonesia tergolong cukup aman.
Prof Fedik di Surabaya Kamis (22/5/2025) mengatakan, vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan asal Amerika Serikat dengan dukungan pendanaan dari Bill Gates itu rencananya akan memasuki uji klinis fase ketiga di Indonesia karena tingginya angka kasus TBC di Tanah Air.
“Vaksin ini berasal dari protein tertentu yang diambil dari dua macam bakteri penyebab TBC yaitu Mycobacterium yang digabungkan,” ujar Prof Fedik dilansir Antara.
Ia menjelaskan, vaksin ini termasuk dalam kategori sub unit karena hanya menggunakan protein tertentu yang mampu menginduksi antibodi.
Protein dalam vaksin bernama M72 itu diambil dari Mycobacterium tuberculosis dengan antigen MTB 32A dan MTB 39A. Vaksin juga dikombinasikan dengan adjuvant untuk memperkuat respons imun tubuh.
“Supaya efek menginduksi antibodi menjadi lebih kuat, maka vaksin ini diberi tambahan adjuvant berupa zat yang berguna untuk memperkuat respons imun tubuh terhadap infeksi TBC,” katanya.
Adjuvant tersebut terdiri atas AS01E yang berasal dari purifikasi lemak dan QS21 dari tanaman Quilla saponaria asal Chile.
Terkait isu keamanan, Prof Fedik menegaskan vaksin M72 relatif aman digunakan karena telah melalui dua fase uji klinis.
“Vaksin yang baik seharusnya tidak memiliki efek samping yang muncul. Namun seberapa jauh efek yang ditimbulkan? Apabila efeknya minimal seperti pusing, mual, dan muntah dalam persentase minim maka seharusnya aman saja,” ujarnya.
Namun ia menekankan bila muncul kejadian luar biasa seperti kematian atau gangguan kesehatan serius, maka uji coba harus segera dihentikan.
Uji coba vaksin TBC ini rencananya akan diberikan pada kelompok yang belum terinfeksi TBC agar hasilnya tidak bias.(ant/kak/bil/ham)