
Pemerintah Inggris berencana mengevakuasi hingga 300 anak-anak Palestina dari Jalur Gaza untuk mendapatkan perawatan medis di negaranya.
Melansir Antara, Minggu (3/8/2025), anak-anak yang menderita penyakit berat dan luka serius akibat perang itu akan dibawa ke Inggris dan dirawat oleh Layanan Kesehatan Nasional (NHS).
Rencana ini disebut akan diumumkan dalam beberapa minggu ke depan, dan menjadi bagian dari respons kemanusiaan Inggris terhadap krisis kemanusiaan di Gaza, yang terus memburuk sejak perang berkecamuk pada Oktober 2023.
Rencana evakuasi Inggris datang di tengah peringatan internasional, termasuk dari UNICEF, yang menyebut anak-anak Gaza kini berada di ambang kematian massal akibat kelaparan, malnutrisi, dan minimnya akses kesehatan.
Sistem layanan medis di Gaza telah lumpuh akibat blokade total Israel, yang menghentikan pasokan air bersih, bahan bakar, makanan, dan obat-obatan sejak dimulainya agresi militer balasan pada Oktober 2023.
Sebagai informasi, perang genosida di Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023, saat kelompok perlawanan Palestina, Hamas, melakukan serangan lintas batas dan menyebabkan sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 200 lainnya, menurut otoritas Israel.
Sebagai balasan, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melancarkan Operasi Pedang Besi, yang mencakup serangan udara, darat, dan laut ke wilayah Gaza, serta penerapan blokade total atas semua kebutuhan dasar warga.
Alhasil, akibat serangan balasan Israel, lebih dari 60.000 warga Palestina dilaporkan tewas, termasuk ribuan anak-anak dan perempuan. Di pihak Israel, korban jiwa diperkirakan mencapai 1.500 orang.
Konflik juga telah memicu ketegangan lintas wilayah, termasuk saling serang antara Israel dan kelompok Hizbullah di Lebanon, serta keterlibatan aktor lain seperti Yaman dan Iran. (ant/bil/iss)