Selasa, 11 November 2025

Pemerintah Inggris Berencana Evakuasi hingga 300 Anak Palestina untuk Dirawat

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Seorang warga Palestina menangis memegang anaknya di tengah kelaparan dan genosida yang terus berlangsung di Jalur Gaza akibat kebiadaban Israel. Foto: Al Jazeera

Pemerintah Inggris berencana mengevakuasi hingga 300 anak-anak Palestina dari Jalur Gaza untuk mendapatkan perawatan medis di negaranya.

Melansir Antara, Minggu (3/8/2025), anak-anak yang menderita penyakit berat dan luka serius akibat perang itu akan dibawa ke Inggris dan dirawat oleh Layanan Kesehatan Nasional (NHS).

Rencana ini disebut akan diumumkan dalam beberapa minggu ke depan, dan menjadi bagian dari respons kemanusiaan Inggris terhadap krisis kemanusiaan di Gaza, yang terus memburuk sejak perang berkecamuk pada Oktober 2023.

Rencana evakuasi Inggris datang di tengah peringatan internasional, termasuk dari UNICEF, yang menyebut anak-anak Gaza kini berada di ambang kematian massal akibat kelaparan, malnutrisi, dan minimnya akses kesehatan.

Sistem layanan medis di Gaza telah lumpuh akibat blokade total Israel, yang menghentikan pasokan air bersih, bahan bakar, makanan, dan obat-obatan sejak dimulainya agresi militer balasan pada Oktober 2023.

Sebagai informasi, perang genosida di Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023, saat kelompok perlawanan Palestina, Hamas, melakukan serangan lintas batas dan menyebabkan sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 200 lainnya, menurut otoritas Israel.

Sebagai balasan, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melancarkan Operasi Pedang Besi, yang mencakup serangan udara, darat, dan laut ke wilayah Gaza, serta penerapan blokade total atas semua kebutuhan dasar warga.

Alhasil, akibat serangan balasan Israel, lebih dari 60.000 warga Palestina dilaporkan tewas, termasuk ribuan anak-anak dan perempuan. Di pihak Israel, korban jiwa diperkirakan mencapai 1.500 orang.

Konflik juga telah memicu ketegangan lintas wilayah, termasuk saling serang antara Israel dan kelompok Hizbullah di Lebanon, serta keterlibatan aktor lain seperti Yaman dan Iran. (ant/bil/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Selasa, 11 November 2025
26o
Kurs