
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan memberi bantuan ke pria obesitas dengan berat badan 150 kilogram yang dievakuasi pemadam kebakaran.
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menyebut, MS (23 tahun) sudah diperiksa di RS Dr Mohamad Soewandhie.
“Kita akan lihat ya karena kemarin sudah diperiksa di Rumah Sakit Soewandhie, kita juga memberikan bantuan yang di kos-kosan 80 cm itu,” kata Eri ditemui awak media di KBS, Jumat (8/8/2025).
Selanjutnya ia minta lurah dan camat Surabaya untuk mendata warganya secara detail, khususnya penghuni kos.
“Jadi kemarin itu menjadi pembelajaran betul, maka harus kita tata di Surabaya itu sudah ada. Di aturan itu kos-kosan itu kayak apa?Makanya setiap orang yang membuka kos-kosan harus memenuhi standar yang sudah ditetapkan,” ujarnya.
Soal MS dan ibunya yang mengaku tidak pernah mendapat bantuan meski ber-KTP Surabaya, Pemkot perlu mendata lagi.
Menurutnya bantuan baru bisa diberikan setelah 10 tahun berpindah KTP Surabaya.
“Kita akan lihat sebenarnya. Dia KTP-nya pindah di sini berapa tahun, tahun berapa, dia posisinya seperti apa. Tapi kalau kemarin Insya Allah kalau ternyata memang orang Surabaya terdata dan KTP-nya sebelum tahun 2022 ya itu pasti akan kita akan bantulah. Kalau KTP-nya itu baru-baru ya kan kita berat,” jelasnya.
Sembari mengecek data, ia memastikan akan membantu MS yang saat ini sedamg dirawat di RS.
“Tapi nanti insyaAllah yang obesitas tadi ya kita akan bantu yang pasti, kita akan lihat dulu. Tapi kalau orang Surabaya pasti kita bantu,” tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, MS (23 tahun) pria obesitas dengan bobot sekitar 150 kilogram sehari-harinya bekerja sebagai penjual tisu di sekitaran Jalan Mayjend Sungkono, Surabaya
Namun dalam dua bulan terakhir, ia hanya terbaring di kamar kos berukuran kecil di Jalan Brawijaya Kedurus 1 No.54, Kecamatan Wonokromo, Surabaya akibat menderita sesak nafas dan penyakit hernia dua minggu ke belakang.
TU (57 tahun) Ibu MS mengaku bahwa saat ini ia hanya tinggal berdua bersama putranya di kamar kos berukuran sekitar 2×2 meter di kawasan Jalan Brawijaya Kedurus.
Pada Rabu (6/8/2025) kemarin, MS mendapat bantuan petugas Damkar Kota Surabaya karena kesulitan bergerak untuk dirujuk ke rumah sakit.
Petugas berupaya membantu Sarif berjalan menuju keluar lorong gang berukuran 80 sentimeter dengan bantuan kayu bambu dan oksigen pernafasan.
TU mengutarakan, putranya itu mengeluh sakit sesak nafas dan nyeri di bagian testis karena sakit hernia sehingga harus segera mendapat perawatan.
“Saya kan orang nggak punya terus minta surat rujukan gitu. Kan anaknya itu udah bilang sakit, enggak bisa jalan. Terus saya gini, gimana kalau mau di rujuk di RSAL gitu. ‘Enggak bisa, Bu. Ini kelasnya itu kecil BPJS-nya itu. Di RSI aja ya’ ya udah terserah pokoknya anak saya bisa sembuh gitu,” ucap TU waktu ditemui suarasurabaya.net, Kamis (7/8/2025).(lta/wld/iss)