Kamis, 11 September 2025

Pemkot Surabaya Tindaklanjuti Laporan Warga ke SS Soal Anak 7 dan 4 Tahun yang Merawat Ayahnya

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Jajaran Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Surabaya saat menindaklanjuti kondisi salah satu anak dari warga Kutisari inisial B yang dilaporkan sakit sejak lama dan hanya hidup dari bantuan gereja setempat. Foto: DP3APPKB Surabaya

Warga Kutisari, Surabaya inisial B yang terbaring sakit sejak lama serta dirawat dua anaknya yang usia 7 tahun dan 4 tahun, telah ditindaklanjuti Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Laporan soal kondisi B itu, awalnya disampaikan sejumlah pendengar Radio Suara Surabaya, mulai pekan lalu.

Ida Widyawati, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Pemkot Surabaya mengatakan, pihaknya sudah turun langsung melihat kondisi keluarga tersebut.

Saat turun ke lokasi awal pekan ini, selain kondisi B yang sakit sejak lama, Ida menceritakan pihaknya mendapati kalau rumah keluarga tersebut tidak layak huni (rutilahu). Bahkan pihak Pemkot Surabaya sempat membersihkan rumah tersebut.

“Memang tidak layak ya untuk dihuni utamanya anak-anak. Karena Pak B ini tinggal dengan dua anaknya yang masih kecil-kecil, usia tujuh tahun dan empat tahun. Kondisinya sangat kotor kemudian anak-anak ini tidak sekolah begitu kan. Malah saya dapat kabar bahwa yang mandiin dan ya ngerumat (merawat) bapaknya itu adalah anaknya yang tujuh tahun ini,” jelas Ida waktu dikonfirmasi Radio Suara Surabaya, Kamis (11/9/2025).

Petugas kebersihan membersihkan rumah B warga Kutisari yang dalam kondisi kotor karena pemiliknya sakit. Foto: Istimewa

Ia menambahkan, B tidak stroke seperti yang dikabarkan. Yang bersangkutan masih bisa bergerak meski tidak bisa berdiri tegak. “Enggak bisa berdiri memang iya, tapi karena kakinya agak kaku atau bagaimana, jadi beliau kalau jalan itu ngesot,” katanya.

Ida juga mengatakan, kalau sehari-harinya keluarga tersebut hanya hidup bergantung pada bantuan dari gereja. Dia menambahkan, B sudah ditinggalkan isterinya keluar kota sejak lama. Selain itu anak pertamanya yang berusia 17 tahun sudah tinggal di panti yang difasilitasi gereja, sementara dua adiknya tetap tinggal bersama sang ayah.

“Kami kemarin lihat kondisi dua adiknya itu kan sudah tidak layak ya memang untuk tinggal di situ, harus  diberikan pengasuhan yang lebih baik. Keinginan kita untuk bisa mengeksekusi dua anak ini, supaya bisa ikut dengan kakaknya sama-sama di panti begitu,” tambahnya.

Ida menambahkan, anak perempuan berusia 7 tahun juga mengalami luka di bagian kelopak mata. Namun, saat digali lebih lanjut, anak tersebut tidak mau bercerita penyebabnya. “Kondisi dua anak ini memang sudah tidak layak dibiarkan di rumah, makanya kami ambil langkah agar mereka diasuh dengan lebih baik,” bebernya.

Kepala DP3APPKB Surabaya itu kemudian menjelaskan, saat ini pihaknya masih mengupayakan untuk bisa melakukan intervensi kepada kedua anak tersebut.

Ida mengatakan prioritas utama, Pemkot Surabaya akan menyatukan kedua anak B dengan kakaknya di panti gereja. Sementara itu, B rencananya akan dirawat di Rumah Sakit Menur.

“Kami akan selamatkan ya anak-anak ini. Kemudian Pak B-nya juga Insyaallah akan kita obatkan ya, mungkin secara fisik juga secara mental. Karena di lingkungan dia selama ini tidak berinteraksi dengan banyak orang, dengan hanya dengan anak anak-anak kecilnya itu,” ujarnya. (bil/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Surabaya
Kamis, 11 September 2025
33o
Kurs