
Berbagai sumber medis melaporkan bahwa pengobatan 11.000 pasien kanker di Jalur Gaza terhenti paksa karena tidak adanya pengobatan dan layanan kesehatan memadai akibat penjajahan Israel yang berkelanjutan. Agresi zionis tersebut turut mencegah pengiriman pasokan medis dan obat-obatan.
Dilansir Antara, Jumat (30/5/2025), sumber itu juga mengindikasikan bahwa kemoterapi intravena dan tindak medis lebih lanjut bagi pasien kanker di Jalur Gaza sudah berhenti total. Selain itu, evakuasi Rumah Sakit Eropa dan Pusat Kanker Gaza telah memperburuk situasi bencana bagi pasien.
Mereka juga melaporkan bahwa 5.000 pasien kanker harus dirujuk segera ke luar negeri untuk pengobatan, baik untuk diagnosis atau kemoterapi dan terapi radiasi, apalagi mengingat minimnya peralatan diagnosis dini. Sebanyak 64 persen obat-obatan untuk kanker juga hilang.
Sumber-sumber medis itu menekankan bahwa para pasien kanker di Gaza saat ini terjebak dalam kondisi kesehatan, sosial, psikologis, dan ekonomi yang sangat buruk.(ant/bel/bil/ipg)