Jumat, 9 Mei 2025

Peran Vital Askar Wanita Saat Jemaah Haji Membludak di Madinah

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Salah satu askar wanita memeriksa tempat air minum di barisan jemaah perempuan di Kota Madinah. Foto: Aini suarasurabaya.net

Memasuki hari kelima di Kota Madinah Al Munawwarah, Kamis (8/5/2025), para jemaah haji dari Kloter 6 Kabupaten Kediri masih istiqomah menunaikan salat berjemaah di Masjid Nabawi. Namun, semakin padatnya arus jemaah dari berbagai penjuru dunia membuat akses masuk ke dalam masjid tidak lagi mudah.

Pantauan Aini Kusuma Reporter Suara Surabaya, ratusan kloter dari berbagai negara sudah memadati Masjid Nabawi. Jalur menuju masjid pun semakin sesak. Dalam situasi ini, peran askar (petugas keamanan) wanita di Masjid Nabawi menjadi sangat vital, khususnya dalam mengatur arus jemaah perempuan.

Askar-askar wanita yang mengenakan jubah hitam, cadar hitam, rompi hijau, dan kaca mata hitam, tampak tegas melarang jemaah masuk melalui Gate 29 dan Gate 30 jika bagian dalam sudah penuh.

“Ibuuu… penuhhh… Hajjah… ini jalan… Hajjah… duduk…” begitu suara mereka lantang mengarahkan jemaah ke sisi masjid yang masih kosong.

Tugas askar wanita tidak hanya mengatur tempat salat, tapi juga memeriksa tas bawaan jemaah. Karena jemaah berasal dari berbagai negara, para askar membekali diri dengan kursus bahasa asing, termasuk bahasa Indonesia, untuk memudahkan komunikasi.

Kursus ini diselenggarakan oleh Kantor Urusan Pintu-pintu Masjid Nabawi, yang juga membekali mereka dengan pelatihan penanganan situasi darurat.

Masjid Nabawi sendiri memiliki 86 pintu, menjadikannya masjid terbesar kedua di dunia setelah Masjidil Haram di Makkah yang memiliki 176 pintu.

Dalam keseharian, askar wanita ini cenderung lebih agresif dibandingkan askar pria dalam memberikan instruksi. Mereka juga sering melafalkan kata dalam bahasa Indonesia dengan logat unik, misalnya “penuh” menjadi “panuh” atau “ponuh”, yang kerap mengundang senyum para jemaah Indonesia dan Malaysia.

Yang paling mencolok, para askar musiman yang mengenakan kartu identitas merah muda. Mereka ditempatkan di pintu-pintu utama untuk memeriksa barang bawaan jemaah perempuan.

Barang seperti kamera, tablet, handycam, atau ponsel berkamera tidak diperkenankan masuk dan harus dititipkan. Jika enggan menitipkan, jemaah diarahkan salat di pelataran masjid.

Proses pemeriksaan ini kerap menyebabkan antrean panjang di pintu masuk. Mayoritas askar berwajah Arab dan Afrika, sementara wajah Melayu, terutama dari Indonesia, lebih banyak terlihat di antara para tenaga kebersihan yang hilir mudik membersihkan area masjid. (ain/bil/ham)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Avanza Terbalik Usai Tabrak 2 Mobil Parkir

Mobil Terbakar Habis di KM 750 Tol Sidoarjo arah Waru

Kecelakaan Dua Truk di KM 751.400 Tol Sidoarjo arah Waru

Surabaya
Jumat, 9 Mei 2025
27o
Kurs