Kamis, 8 Mei 2025

Tim Medis Kedua BSMI Selesaikan Misi di Gaza, Desakan Buka Koridor Kemanusiaan Meningkat

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Tim Medis Kedua Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) saat konferensi pers bersama Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI di gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Rabu (7/5/2025). Foto: Faiz Fadjarudin suarasurabaya.net

Tim Emergency Medical Team (EMT) ke-2 dari Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) resmi menyelesaikan misi kemanusiaan medis mereka di Gaza pada 2 Mei 2025, setelah menjalankan tugas sejak 17 April lalu.

Tim yang terdiri dari lima tenaga medis, empat dokter spesialis dan satu dokter gigi, telah memberikan layanan kesehatan di Rumah Sakit Al Nasser, Khan Younis, Gaza, dalam kerja sama internasional dengan Rahma Worldwide.

Prof. Basuki Supartono Ketua Tim EMT ke-2 menyampaikan, kebutuhan tenaga medis di Gaza sangat mendesak dan BSMI berkomitmen untuk terus mengirimkan tim secara bergiliran.

“Hingga saat ini, sudah tujuh dokter spesialis BSMI bertugas di Gaza. Kami akan terus melakukan rotasi karena situasi medis di sana sangat darurat,” ujarnya dalam konferensi pers bersama Mardani Ali Sera Ketua badan kerja sama antar parlemen (BKSAP) DPR RI di gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Rabu (7/5/2025).

Kata dia, selain memberikan pelayanan medis, tim juga aktif mendukung pendidikan kedokteran di RS Al Nasser yang berstatus sebagai rumah sakit pendidikan. Mereka memberikan pelatihan khusus, terutama dalam penggunaan stem cell untuk perawatan luka.

“Kami memberikan edukasi kepada dokter residen dan koas mengenai terapi stem cell, mengingat keterbatasan metode perawatan luka di Gaza. Ini menjadi salah satu solusi efektif di tengah keterbatasan,” jelas Prof. Basuki yang juga dikenal sebagai pakar stem cell.

M Djazuli Ambari Ketua Umum Dewan Pengurus Nasional BSMI menyatakan bahwa kondisi di Gaza semakin kritis dan mendesak tindakan cepat dari komunitas internasional.

“BSMI menyerukan penghentian serangan, pembukaan jalur bantuan kemanusiaan, dan percepatan pengiriman bantuan medis ke Gaza. Ini bukan semata isu politik, tapi krisis kemanusiaan,” tegas Djazuli.

Dia menambahkan, pelayanan medis di Gaza hanya bisa bertahan selama sekitar 40 hari ke depan jika akses bantuan tidak segera dibuka.

“Tanpa jalur kemanusiaan, rakyat Gaza menghadapi kelaparan dan lumpuhnya layanan kesehatan. Situasi di lapangan sangat mengkhawatirkan,” ujarnya.

BSMI pun mendorong Pemerintah Indonesia untuk memperkuat diplomasi, khususnya dengan Mesir dan PBB, guna membuka akses bantuan. Mereka juga mengajak para tenaga medis Tanah Air untuk ikut serta dalam misi berikutnya.

“Kami membuka peluang bagi tenaga medis Indonesia untuk terlibat langsung. Ini adalah panggilan nurani kemanusiaan yang tidak bisa ditunda,” kata Djazuli.

Lebih lanjut, dia juga mengajak masyarakat Indonesia untuk terus mendukung misi kemanusiaan ini melalui doa, donasi, serta penyebaran informasi yang terpercaya.

Tim EMT ke-2 BSMI terdiri dari:

Prof. Dr. dr. Basuki Supartono, Sp.OT, FICS, MARS (Spesialis Ortopedi)

dr. Prita Kusumaningsih, Sp.OG (Spesialis Kandungan)

dr. Nurcholis Hendry Nugraha, Sp.An (Spesialis Anestesi)

drg. Harfindo Nismal, Sp.BM (Spesialis Bedah Mulut)

drg. Muchamad Sarbini Wahid (Dokter Gigi Umum).(faz/rid)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Avanza Terbalik Usai Tabrak 2 Mobil Parkir

Mobil Terbakar Habis di KM 750 Tol Sidoarjo arah Waru

Kecelakaan Dua Truk di KM 751.400 Tol Sidoarjo arah Waru

Surabaya
Kamis, 8 Mei 2025
26o
Kurs