
Keluarga besar Universitas Airlangga (Unair) menyampaikan duka mendalam atas jatuhnya korban jiwa dan korban luka dalam peristiwa yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia.
“Peristiwa ini merupakan manifestasi dari gejolak sosial politik di tengah masyarakat yang terjadi pada akhir-akhir ini,” kata Muhammad Madyan Rektor Unair.
Dengan kondisi tersebut, keluarga besar Unair mengeluarkan pernyataan sikap yang dibacakan Rektor dengan didampingi oleh jajaran dosen hingga mahasiswa di Depan Gedung Rektor, Unair Kampus C, Surabaya, Rabu (3/9/2025).
Terdapat tujuh poin dalam pernyataan sikap Unair. Pertama, mendorong negara untuk menjamin ketentraman, keamanan dan keselamatan masyarakat sekaligus menekankan pentingnya demokrasi.
Kedua, mendorong pemerintah untuk melakukan evaluasi menyeluruh, khususnya dalam penegakan hukum yang transparan dan adil terhadap pelaku kekerasan terutama yang menelan korban jiwa, dan pernulihan kondisi sosial, politik serta ekonomi.
Ketiga, mengimbau pihak yang berwenang untuk mendengarkan aspirasi masyarakat dan mengambil langkah strategis sehingga tercipta situasi yang kondusif.
Keempat, mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk terus menjaga ruang demokrasi dengan tetap menyuarakan kebenaran, kebebasan berpendapat dan menghentikan segala bentuk kekerasan termasuk perusakan fasilitas umum.
Kelima, menyeru seluruh publik luas untuk waspada terhadap potensi provokasi yang tidak bertanggung jawab dan merugikan masyarakat.
Keenam, mengajak elemen masyarakat untuk selalu mengedepankan aksi damai, terorganisir dan bermartabat dalam memperjuangkan keadilan.
Ketujuh, mengajak seluruh sivitas akademika baik mahasiswa, tenaga kependidikan, dosen, alumni untuk terus menunjukkan kepedulian terhadap kondisi bangsa dengan cara yang konstruktif.
“Mari bersama-sama menjaga diri, jaga sesama, dan jaga Indonesia. Semoga Allah selalu melindungi kita semua,” pungkasnya. (ris/saf/ipg)