
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) meluncurkan beberapa kebijakan pemberian beasiswa pada program Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) tahun akademik 2026/2027.
Achmad Jazidie Rektor Unusa mengatakan, kebijakan itu ditempuh agar para lulusan SLTA bisa kuliah di Unusa dengan berkualitas tetapi biayanya relatif terjangkau.
“Semua beasiswa ini disiapkan untuk memberikan kesempatan bagi para lulusan sekolah menengah agar bisa tetap melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Kami menyadari ajakan ini perlu keberpihakkan kebijakan, salah satunya melalui beasiswa,” katanya, Senin (13/10/2025).
Beasiswa yang disediakan, yakni beasiswa untuk warga Nahdlatul Ulama (NU), beasiswa KIPK, beasiswa prestasi, baik akademik non akademik; beasiswa Baznas, beasiswa untuk warga asing; beasiswa tahfidz, beasiswa influencer, dan beasiswa bagi mahasiswa berprestasi.
Kisaran beasiswa yang diberikan antara 50 persen hingga 100 persen DPP bagi lulusan SLTA yang baru mau kuliah. Selain itu, juga ada beasiswa untuk DOP.
Selain pemberian berbagai beasiswa itu, Unusa bersama Yayasan juga mencarikan sumber dana dari pihak ketiga untuk mendapatkan beasiswa bagi mahasiswa berprestasi.
Lebih lanjut, Unusa juga memastikan Dana Pengembangan Pendidikan (DPP) dan Dana Operasional Pendidikan (DOP) tidak mengalami kenaikan siginifikan atau relatif tetap. Hanya beberapa prodi yang mengalami penyesuaian, tidak lebih dari 5 prodi.
Jazidie mengatakan, keputusan itu diambil mengingat kondisi ekonomi di masyarakat masih belum benar-benar pulih, sementara minat masyarakat untuk kuliah masih besar.
Sementara untuk penerimaan mahasiswa baru tahun 2026, mulai Oktober ini sudah dibuka pendaftarannya. Pada awal November Unusa mengadakan seleski masuk FK gelombang pertama.
“Kebijakan ini diambil untuk memberi kesempatan bagi mereka yang tahun akademik lalu belum diterima dan memastikan tahun 2026 bisa kuliah. Selain itu Unusa juga ingin memberi kepastian bagi siswa SLTA yang sudah berada di kelas akhir dan memang serius mau kuliah untuk bisa menentukan pilihannya sejak dini,” katanya.
Tahun ini, kata dia, fokus kampus yakni pada program peningkatan reputasi nasional dan Internasional. Oleh karena itu akan dibuka prodi baru dan juga prodi kelas internasional untuk program studi S1 Keperawatan.
“Kami sudah memantapkan diri untuk membuka kelas internasional, karena kebutuhan lulusan Unusa yang akan bekerja di luar negeri. Di keperawatan permintaan dari luar negeri cukup besar. Unusa ingin membekali para mahasiswanya untuk itu,” ucapnya.
Lebih lanjut, mengenai rencana penambahan prodi baru, ia mengatakan menjelaskan bahwa pada tahun lalu Unusa membuka Prodi Bisnis Digital untuk jenjang S1 dan Program Magister Manajemen jenjang S2 dan saat ini sedang menyiapkan pembukaan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS).
“Pembukaan Prodi tersebut Bisnis Digital dan Magister Manajemen, bukan semata untuk menambah jumlah dan menarik mahasiswa baru, tapi lebih pada pertimbangan melengkapi program yang memang belum ada di sebuah fakultas, Fakultas Ekonomi Bisnis dan Teknologi Digital (FEBTD),” tuturnya.
Sementara pembukaan PPDS, kata dia, merupakan upaya dalam menjalankan amanah yang diterima dari Pemerintah untuk pemenuhan tenaga dokter spesialis. Unusa oleh Pemerintah diamanahi untuk membuka lima PPDS. Tapi tahap awal Unusa baru akan membuka dua PPDS, yakni PPDS Obgyn dan PPDS Paru.
“Pembukaan PPDS prosesnya sedang berjalan. Jika tidak ada aral melintang, awal tahun 2026 Unusa sudah bisa menerima mahasiswa baru di program itu,” katanya.
Selain mempersiapkan pembukaan PPDS, ia mengatakan bahwa Unusa juga sedang menyiapkan jenjang S2 Kesehatan Masyarakat dan Profesi Gizi.
“Unusa tidak ingin berkembang ke samping dengan menambah Prodi S1, tapi Unusa ingin berkembang vertical ke atas dengan menambah dan mengembangkan Prodi S2 atau profesi. Tahun lalu, Unusa sudah membuka jenjang S2 untuk Program Magister Pendidikan (M.Pd),” pungkasnya. (ris/saf/ipg)