Senin, 17 Juni 2024

Kenapa Takjil Identik dengan Ramadhan

Laporan oleh Dwi Yuli Handayani
Bagikan

Istilah takjil yang dulu tak dikenal kini populer di bulan Ramadhan. Entah siapa yang memulai, sekarang takjil didefinisikan sebagai hidangan untuk berbuka puasa, terutama makanan dan minuman manis yang disantap sebelum berlanjut ke menu utama.

Padahal, jika dilihat di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), takjil berarti mempercepat (dalam berbuka puasa—red). Hal ini sesuai dengan akar katanya dalam Bahasa Arab, yakni ajila atau menyegerakan. Takjil adalah kata kerja, bukan kata benda yang berarti makanan untuk berbuka puasa.

Bisa jadi, awal mula kata takjil terbentuk adalah karena orang-orang Arab menyegerakan berbuka puasa dengan kurma. Jadi, kurma dianggap sebagai salah satu jenis takjil, yang kemudian berkembang menjadi makanan dan minuman kecil untuk memulai berbuka puasa. Jadi maksud Ta’jil/Takjil adalah penyegeraan membatalkan puasa dengan makanan pembuka.

Terlihat bahwa sudah terjadi pergeseran makna atau salah kaprah dalam penggunaan kata takjil. Mungkin akan lebih tepat jika istilah yang digunakan adalah menu berbuka puasa atau menu iftar.

Menurut KBBI, iftar adalah kata benda yang berarti hal berbuka puasa. Usai azan Magrib di bulan Ramadan, muslim membatalkan puasanya dengan bersantap malam.

Takjil bermakna kita jangan menunda berbuka, saat berbuka tiba maka segeralah berbuka. Karena di Arab warganya suka berbuka dengan korma, maka korma ini disebut makanan untuk takjil, alias makanan untuk menyegerakan berbuka.

Istilah ini kemudian diadopsi oleh warga di Jakarta dengan menyebut kurma dan makanan untuk berbuka sebagai Takjil.

Jadi, tak terbatas hanya makanan dan minuman kecil untuk mengawali berbuka, melainkan juga makanan besarnya.

Menyegerakan berbuka puasa memang dianjurkan, namun jangan salah menggunakan istilahnya. (berbagai/art/dwi)

Berita Terkait

Keberkahan Rumah Tangga Nabi SAW

Keteguhan Hati Nabi SAW

Berpuasa di Negeri Sunyi


..
Surabaya
Senin, 17 Juni 2024
31o
Kurs