Jumat, 29 Maret 2024

William Ajinata Penyumbang Emas Kelima Wushu Jatim Melarang Keluarganya Nonton Pertandingan

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
William Ajinata atlet wushu Jatim asal Surabaya. Foto: Instagram/williamajinata

William Ajinata yang berduet dengan Nicholaus Karanka Adinugroho berhasil menyabet emas Wushu untuk Jawa Timur di nomor Taolu Duilian, PON XX, di Merauke, Papua, Minggu (3/10/2021).

Perolehan ini membanggakan, karena perolehan emas William/Nicholas mencapai target Jawa Timur untuk menyabet lima emas di olahraga Wushu pada PON XX Papua.

Kabar menggembirakan ini diterima Fitri Wijaya yang tak lain adalah ibu William dengan penuh haru dan bangga. Dia mendapat kabar itu dari sang anak.

Sebelum berangkat ke Papua, atlet wushu asal Surabaya itu meminta agar keluarga untuk tidak melihat pertandingannya.

Dia tidak ingin membuat keluarganya kecewa jika hasil yang diperoleh tidak sesuai harapan. William berpesan agar keluarga hanya menunggu kabar darinya.

Saat William berhasil menyabet emas sekaligus memenuhi target emas Wushu untuk kontingen Jatim, tangis harus sang ibu pecah dan tak terbendung.

“Begitu dapat piala (emas), setengah jam kemudian dia telpon, nangis lah kami berdua. Dia bilang ‘Ma, berhasil Ma!’. Karena mama dipesan nggak boleh lihat. Keluarga nggak boleh lihat, disuruh tunggu berita baik saja. Dan itu kami patuhi sekali, kami semua nggak berani lihat. Begitu dapat emas, kami nangis semua sama-sama,” katanya kepada Radio Suara Surabaya, Minggu (3/10/2021).

Fitri bercerita bagaimana William mencapai prestasi itu dengan latihan yang keras selama bertahun-tahun. Sang ibunda mengatakan, William sendiri berlatih Wushu sejak berusia lima tahun.

Wushu dia pilih setelah beberapa kakaknya juga menggeluti olahraga serupa.

Menurut penuturan Fitri, William sampai di titik sekarang dengan perjuangan yang tidak mudah. Berbagai tantangan pernah dihadapi anaknya.

Bahkan, anaknya pernah hampir putus asa dan berhenti bermain wushu.

“Dulu pernah di titik jenuh dan sempat berhenti karena dia nggak tahan, beban mentalnya berat. Sempat putus asa dan takut tidak bisa dapat yang terbaik. Akhirnya saya bilang, kalau mau lanjut main boleh, tapi kalau kamu kalah sebelum bertanding, itu nggak gentle. Akhirnya dia berangkat,” imbuhnya.

Setelah mendapat dukungan dari orang tua, akhirnya William kembali bersemangat dan mengikuti pertandingan yang sudah dijadwalkan.

Menurut Fitri, dukungan keluarga adalah kunci keberhasilan anak-anak. Kehadiran keluarga juga sangat penting saat anak berada di titik terendah.

“Harus telaten (disiplin), jangan gampang menyerah. Dukungan orang tua sangat penting sekali saat anak jenuh. Kita harus pandai alihkan apa yang membuat mereka terhibur. Memang banyak sekali rintangan, tapi kalau telaten pasti ada hasilnya. Latihan keras tidak mengkhianati hasil,” kata Fitri.

Diketahui, kontingen Jatim sukses dengan memperoleh enam medali emas Wushu. Hasil ini melampaui target lima medali emas di PON XX Papua.

Emas pertama dan kedua disumbang oleh Bobie Valentinus Gunawan dan Alisya Mellynar dari nomor taolu kombinasi taiji jian+taiji quan.

Lalu, Felda Elvira mempersembahkan emas ketiga di nomor taolu kombinasi dao shu+gun shu.

Disusul Muhammad Daffa Golden dari nomor jian shu+qiang shu yang menyumbangkan empas keempat.

Sampai akhirnya Williams Ajinata/Nicholaus Karanka Adinugroho yang tampil optimal di nomor taolu duilian.

Emas keenam pun diraih Natalie Chriselda Tanasa/Benedicta Rafaella Karoluisa Prasetyo di nomor beregu duilian putri, yang menutup raihan emas Wushu Jatim di PON tahun ini.(tin/den)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Porsche Seruduk Livina di Tol Porong

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 29 Maret 2024
25o
Kurs