Jumat, 17 Mei 2024

Inilah Tanggapan Nasdem Soal Pidato Victor Laiskodat

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan

Johnny G Plate Wakil Ketua Fraksi Nasdem menegaskan bahwa inti atau substansi pidato Victor Laiskodat yang menjadi polemik di masyarakat adalah mengawal, menjaga dan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945.

“Itu substansinya untuk menjaga itu dibutuhkan Perppu nomor 2 yang diterbitkan pemerintah. Bagi yang menolak Perppu, sama saja menantang Pancasila dan UUD 1945,” ujar Johnny saat dihubungi lewat telepon, Jumat (4/8/2017)

Apalagi kata Johnyy, Perppu itu dibuat mengingat ada organisasi massa tertentu yang berusaha mengganti ideologi negara Indonesia, menjadi khilafah.

“Itu ancaman bagi negara kan. Victor menegaskan menolak terhadap usaha mengganti ideologi negara dan konstitusi negara,” kata dia.

Untuk itu, menurut Johnny, terhadap partai-partai yang akan menolak Perppu, diimbau mendukung Perppu. Kalau tidak berarti menolak Pancasila dan UUD 1945.

“Itu substansinya. Jangan didegradasi untuk urusan provokasi, urusan fitnah. Bukan itu. Karena dia bilang, tolong sampaikan pimpinan parpol untuk menjaga Pancasila dan UUD 1945 dengan menerima Perppu,” ujar Johnny.

Johnny menegaskan kalau khilafah tidak sama dengan Pancasila. Tidak sesuai sila pertama UUD 1945. Ada pengakuan agama Islam, Nasrani, Hindu, Budha, Konghucu dan agama lokal.

“Kalau khilafah kan tidak hanya satu agama. Dia tidak menerima hukum negara, tapi hukum agama. Victor mengingatkan itu karena ada riwayat sebelumnya. Dan mendapat support. Seperti di rapat paripurna terakhir, kan ada yang menolak Perppu. Ini serius sekali, Victor menilai ini ancaman terhadap Pancasila,” kata dia.

Soal pidato Victor yang menjadi Viral, Johnny menegaskan kalau video yang menyebar di Medsos tersebut, sengaja dipotong-potong videonya.

“Ini kan disampaikan saat reses. Pak Victor mengunjungi rakyatnya. Dia bertugas menyampaikan proses politik yang terjadi semasa di Jakarta. Secara terus terang dengan bahasa rakyat. Bukan dengan bahasa politik abu-abu yang menyusahkan rakyat,” kata dia.

“Di daerah seperti NTT juga harus disampaikan terang benderang, agar loyal pada Pancasila. Ini kan dijelaskan pada rakyat dengan bahasa rakyat supaya mengerti. Ini precaution, menjaga. Kalau ditafsirkan itu provokasi, fitnah, tidak. Itu salah. Tidak provokatif. Edukasi iya. Informasi kepada konstituen,” ujar Johnny.

Dia menilai reaksi keempat partai itu salah. Seharusnya, Nasdem atau Victor dimintai klarifikasi dahulu, sebelum melaporkan ke Polri.

“Ini kan reaksi partai salah. Tanya aja belum udah dibawa ke polisi. Mengadukan orang yang membela Pancasila, sama saja menyerang Pancasila dan UUD 1945,” jelas Johnny.

Sekadar diketahui, pidato Victor Laiskodat di NTT tersebut secara eksplisit telah menuduh Partai Gerindra, PAN, PKS dan Demokrat sebagai partai pendukung Khilafah. Bahkan keempat partai tersebut dianalogikan sebagai Partai Komunis Indonesia (PKI) 1965 yang layak dibunuh.(faz/iss/ipg)

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Jumat, 17 Mei 2024
31o
Kurs