Sabtu, 4 Mei 2024

Perludem Kritisi Keberadaan Suporter di Belakang Paslon saat Debat Capres dan Cawapres

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Muhaimin Iskandar Cawapres nomor urut 1, Gibran Rakabuming Raka Cawapres nomor urut 2 , dan Mahfud MD Cawapres nomor urut 3 dalam debat perdana cawapres, Jumat (22/12/2023). Foto: Tangkapan layar YouTube KPU

Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) mengkritisi format debat Pilpres 2024 yang masih menempatkan simpatisan dan pendukung berada di belakang pasangan calon (paslon) yang berdebat.

“Catatan debat yang lalu masih soal formatnya yang masih ada suporter di belakang cawapres yang berdebat,” kata Khoirunnisa Agustyati Direktur Eksekutif Perludem dilansir Antara pada Senin (25/12/2023).

Kritik dan catatan itu disampaikan setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menggelar debat Pilpres 2024 kedua di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta pada Jumat (22/12/2023).

Menurut Khoirunnisa, keberadaan pendukung dengan jumlah yang banyak justru membuat suasana di lokasi debat menjadi riuh dan seolah-olah dijadikan sebagai ajang pamer kekuatan masing-masing paslon.

“Suporter yang banyak malah membuat jadi riuh dan antarsuporter jadi semacam show off force kekuatan masing-masing,” katanya.

Khoirunnisa mengutarakan bahwa keberadaan para pendukung dengan jumlah yang banyak juga membuat fokus masyarakat terhadap para calon menjadi teralihkan.

Catatan lain yang turut disoroti Perludem terkait dengan keberadaan panelis yang hanya membuat pertanyaan untuk pasangan calon, tetapi tidak mendalami gagasan yang disampaikan.

Padahal, kata dia, penyelenggaraan debat menjadi momentum yang baik bagi masyarakat untuk lebih mendalami gagasan, visi dan misi, serta kebijakan pasangan calon.

“Lalu, soal panelis yang hanya membuat pertanyaan saja, tetapi tidak mendalami gagasan dari cawapres,” ujarnya.

Selepas debat pertama antar capres pada hari Selasa (12/12/2023), KPU menggelar debat kedua yang melibatkan tiga cawapres pada hari Jumat (22/12/2023) di Jakarta.

Tema debat kedua meliputi ekonomi kerakyatan, ekonomi digital, keuangan, investasi, pajak, perdagangan, pengelolaan APBN dan APBD, infrastruktur, dan perkotaan. (ant/mel/saf/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Sabtu, 4 Mei 2024
32o
Kurs