Sabtu, 27 September 2025

PBNU Serukan Tahan Diri, Gus Yahya Pahami Sikap Iran dalam Membela Diri

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Yahya Cholil Staquf Ketum PBNU saat menerima kunjungan Mohammad Boroujerdi Duta Besar Republik Islam Iran untuk Indonesia pada Jumat (20/6/2025), di Gedung PBNU, Jakarta Pusat. Foto: istimewa

Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyerukan kepada Iran dan Israel untuk menahan diri guna mencegah konflik yang lebih luas di kawasan Timur Tengah.

Meskipun demikian, Gus Yahya memahami langkah-langkah yang diambil Iran sebagai bentuk pembelaan terhadap kedaulatan negaranya.

Pernyataan ini disampaikan Gus Yahya saat menerima kunjungan Mohammad Boroujerdi Duta Besar Republik Islam Iran untuk Indonesia pada Jumat (20/6/2025), di Gedung PBNU, Jakarta Pusat.

Turut hadir dalam pertemuan tersebut Amin Said Husni Wakil Ketua Umum PBNU, Ulil Abshar Abdalla Ketua PBNU, serta beberapa staf dari Kedutaan Besar Iran.

Dalam suasana yang hangat dan penuh rasa saling menghormati, kedua pihak mengenang sejarah hubungan panjang antara Indonesia dan Iran serta menyampaikan keinginan untuk memperkuat kerja sama ke depan, terutama dalam bidang kemanusiaan dan perdamaian global.

Usai pertemuan, Dubes Boroujerdi menyampaikan apresiasi atas dukungan moral dan spiritual PBNU terhadap rakyat Iran, khususnya menyusul agresi militer Israel beberapa waktu terakhir.

“Saya datang ke PBNU organisasi Islam terbesar di dunia untuk mengucapkan terima kasih atas solidaritas dan persahabatan yang selama ini terjalin dengan sangat baik antara PBNU dan Republik Islam Iran,” ujar Boroujerdi.

Ia juga menyebut bahwa dukungan masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan, termasuk tokoh agama dan akademisi, telah menjadi penguat moral bagi rakyat Iran.

Ia menilai PBNU sebagai mitra penting dalam membangun peradaban damai berbasis nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin.

“Saya memohon kepada Ketua Umum PBNU agar terus mendoakan keselamatan bangsa kami. Doa dari umat Islam Indonesia sangat bermakna bagi rakyat Iran dalam menghadapi situasi sulit ini,” tambahnya.

Ulil Abshar Abdalla menyampaikan bahwa dalam pertemuan tersebut, Gus Yahya menegaskan sikap PBNU sejak awal serangan Israel terhadap Iran.

“PBNU langsung mengeluarkan kecaman keras atas agresi militer tersebut. Gus Yahya menegaskan bahwa Iran memiliki hak sah untuk mempertahankan diri atas serangan sepihak itu,” ujar Gus Ulil.

Namun demikian, PBNU tetap mengimbau agar konflik ini tidak berlanjut dan menjalar lebih luas. Gus Yahya, lanjutnya, menekankan pentingnya upaya penghentian perang dan kembalinya diplomasi sebagai jalan keluar yang damai dan bermartabat.

“Perang hanya akan menambah penderitaan manusia. Karena itu, Gus Yahya mendorong semua pihak untuk mengedepankan penyelesaian damai,” tutur Gus Ulil.

Gus Yahya juga menyampaikan bahwa warga Nahdlatul Ulama secara spiritual mendoakan keselamatan rakyat Iran dan semua korban konflik.

Doa tersebut, menurutnya, merupakan wujud solidaritas Islam lintas negara dan bagian dari komitmen NU terhadap nilai-nilai kemanusiaan universal.

Pertemuan selama sekitar 45 menit itu bukan sekadar ajang diplomasi formal, melainkan juga menjadi forum silaturahmi yang memperkuat jalinan empati dan kepedulian terhadap nasib umat manusia.

Kedua belah pihak sepakat untuk terus membuka ruang komunikasi dan kerja sama dalam bidang kemanusiaan, pendidikan, serta perdamaian internasional.

PBNU menegaskan kembali posisinya sebagai kekuatan moral umat Islam yang berperan aktif dalam membangun dunia yang lebih adil dan damai. (faz)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Surabaya
Sabtu, 27 September 2025
26o
Kurs