Selasa, 7 Mei 2024

Dua Penari Jawa Timur Lolos Pentas Internasional

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Penampilan Trojan Woman karya Tadashi Suzuki di pentas Festival Theater Olympics Wroclaw 2016. Foto: Tadashisuzuki.com

Dua penari sekaligus penata tari asal Jawa Timur, dijadwalkan bakal mengikuti pementasan tari berskala internasional, Dionysus sutradara Tadashi Suzuki dari Jepang yang akan dipentaskan di pelataran Candi Prambanan Yogyakarta.

Kedua penari tersebut adalah Dian Wisanggeni atau lebih dikenal sebagai Dian Bokir dari Trenggalek dengan Anwari dari Sumenep. Keduanya memiliki skill yang sudah terasa, sekaligus keduanya adalah penata tari.

“Kedua penari memang memiliki keterampilan dan skill yang bagus. Keduanya juga beberapa kali menampilkan karya-karyanya yang patut mendapat acungan jempol. Pada seleksi untuk sutradara Tadshi Suzuki dari Jepang keduanya berhasil lolos,” terang Heri Prasetyo yang bertindak sebagai kurator.

Menurut Heri kedua penari sudah saatnya lebih bisa melebarkan sayap karyanya ke sejumlah negara lain. “Ini saat bagi mereka untuk menampilkan karya-karya terbaiknya. Termasuk ikut dalam pementasan berskala internasional bersama seniman tari dari Jepang ini,” kata Heri.

Heri berharap dengan lolosnya dua penari asal Jawa Timur ini, akan memicu seniman tari Jawa timur yang lainnya untuk bisa berkarya lebih bagus sehingga mendapatkan kesempatan untuk tampil di pentas internasional.

“Tampil di pentas internasional bagi seniman tari sangat diperlukan agar karya-karya dan keberadaan mereka sebagai seniman tari menjadi bagian dari perjalanan seni khususnya seni tari dipercaturan nasional maupun internasional. Itu penting sekali,” pungkas Heri.

Pementasan Dionysus dijadwalkan bakal ditampilkan Tadashi Suzuki dipelataran Candi Prambanan pada Sabtu (29/9/2018) dan Minggu (30/9/2018), melibatkan sejumlah pnari dari Jepang sendiri, dan dua penari asal Jawa timur tersebut.

Dionysus adalah adaptasi dari tragedi Yunani kuno berjudul The Bacchae karya Euripides.

Di tangan Tadashi Suzuki ini, Dionysus tidak menghadirkan sosok dewa Dionysus diatas pentas dan sebagai gantinya dihadirkan pendeta yang menggantikan posisi sang dewa.

Tadashi Suzuki menafsirkan dewa Dionysus merupakan imajinasi buatan yang dibuat sebuah kelompok yang memanfaatkan nama dewa untuk melakukan pembenaran, menambah pengikut, menguasai politik, juga untuk mencapai tujuannya.

Jadi dewa Dionysus sebenarnya merupakan spiritual yang dibuat oleh kelompok itu sendiri. Interpretasi Tadashi Suzuki dalam pertunjukkan ini bukanlah manusia melawan dewa, namun sebuah perseteruan antara kelompok agama melawan kekuasaan politik.

“Tentunya penampilan karya Tadashi Suzuki tidak main-main. Beliau adalah penata tari kelas internasional dari Jepang. Sebuah kesempoatan berharga bagi dua seniman tari asal Jawa timur bisa bergabung pada pementasan ini,” tegas Heri Prasetyo, Senin (24/9/2018).

Sekadar tambahan informasi, kedua penari, Dian Bokir dan Anwari sampai saat ini tinggal di Bali dan mengikuti sejumlah latihan yang dilaksanakan kelompok Tadashi Suzuki guna mempersiapkan pementasan Dionysus.(tok/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Selasa, 7 Mei 2024
27o
Kurs