Selasa, 16 April 2024

Rere Grass Rock: Industri Musik di Indonesia Belum Tergarap Serius

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Mochamad Reza Pahlevi (Rere) drummer Grass Rock. Foto: Rere untuk suarasurabaya.net

Mochamad Reza Pahlevi personel band Grass Rock mengakui perkembangan musik di Indonesia sangat pesat dibandingkan waktu dia merintis karier bermusik di Surabaya, 1984 silam.

Drummer yang akrab disapa Rere mengatakan, ada banyak sisi positif dalam perkembangan musik nasional, di antaranya, masyarakat sudah mengapresiasi profesi musisi.

Kemudian, kegiatan musik banyak yang terekam/terdokumentasi dengan baik seiring dengan kemajuan teknologi.

Di sisi lain, Rere melihat industri musik dalam negeri belum tergarap dengan serius. Padahal, dia yakin industri musik punya potensi besar menghasilkan devisa untuk negara.

Rere membandingkan dengan negara lain seperti Korea Selatan yang serius menggarap berbagai bidang industri termasuk musik, dan berhasil mendunia.

Menurutnya, Indonesia belum punya sistem terintegrasi yang menghubungkan sektor pendidikan kesenian khusus bidang musik dengan industri musik.

Penggebuk drum profesional itu mengambil contoh lain, Amerika Serikat punya universitas musik untuk menciptakan musisi profesional seperti Musician Institute di Los Angeles dan Berklee College of Music di Boston.

“Hampir semua musisi jebolan dua kampus musik tersebut diendorse produsen alat musik dari berbagai negara. Jadi, ada hubungan yang berkesinambungan antara pendidikan dengan industrinya. Begitu juga dengan industri perfilman dan tari,” ujarnya kepada suarasurabaya, Selasa (9/3/2021).

Saudara sepupu Bimbim Slank itu berharap, semakin banyak sekolah dan universitas khusus kesenian di Indonesia.

Karena, pendidikan sangat dibutuhkan untuk menghasilkan sumber daya manusia berkualitas dan berkarakter. Dengan begitu, karya musik yang dihasilkan bisa menjadi identitas bangsa.

“Kalau memang mau serius membangun industri musik, pertama yang harus dibangun sarana pendidikan musik. Di Indonesia belum banyak sekolah khusus seni (science and art). Yang banyak sekolah keagamaan seperti pesantren. Sekolah seni baru beberapa seperti Seni Rupa Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Institut Kesenian Jakarta (IKJ),” tegasnya.

Pada peringatan Hari Musik Nasional 2021, Rere berharap musik tetap bisa menjadi inspirasi, dan industri musik Indonesia lebih baik lagi ke depan.

Selain itu, dia meminta para pemangku kepentingan melakukan evaluasi dan bekerja lebih keras lagi untuk membangun masa depan musik di Tanah Air.

Salah seorang drummer terbaik Indonesia itu juga menyatakan, upaya memajukan musik Indonesia perlu didukung regulasi dan kebijakan anggaran yang kuat.

“Seharusnya musik Indonesia bisa dikembangkan dengan cara kolaborasi dengan sejumlah kementerian seperti Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Jadi, bisa ditonjolkan musik-musik kearifan lokal Indonesia yang memang punya daya tarik. Sebetulnya itu pekerjaan mudah buat para pemangku kepentingan. Tinggal ada niatnya atau tidak?” ucapnya.

Lebih lanjut, Rere menyebut musik belum bisa mensejahterakan musisi atau pencipta lagu secara merata. Masih banyak pencipta lagu yang kesulitan ekonomi pada masa tuanya.

Kondisi itu sangat jauh dibandingkan dengan industri musik global. Dia menyebut contoh, hak lagu-lagu karya Bob Dylan dibeli Universal Studio seharga sekitar Rp30 triliun.

“Kalau di Indonesia, penghargaan terhadap karya musik belum sampai level itu karena memang belum tergarap dengan serius,” katanya.(rid/bid)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Selasa, 16 April 2024
29o
Kurs