Kamis, 25 April 2024

Pentingnya Edukasi Kesehatan Reproduksi pada Anak Perempuan Sejak Dini

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
dr. Kurnia Alisa Putri, Sp.PD dari Rumah Sakit Yasmin Banyuwangi memberikan edukasi kesehatan reproduksi pada siswi-siswi MI Darun Najah II Banyuwangi di Taman Sritanjung, Kamis (21/4/2022). Foto: MI Darun Najah II Banyuwangi

Orang tua dapat mengajarkan kesehatan reproduksi sejak anak perempuan berusia tiga tahun. Setidaknya, anak harus memahami bagaimana cara membersihkan organ vitalnya.

“Anak harus memahami, setelah mereka kencing, organ kemaluannya harus dibersihkan dengan air. Pembersihan harus dilakukan dari depan ke belakang, bukan dari belakang ke depan,” kata dr. Kurnia Alisa Putri, Sp.PD dari Rumah Sakit Yasmin Banyuwangi kepada murid perempuan dan ibu wali murid Madrasah Ibtidaiyah Darun Najah II di Taman Sritanjung, Banyuwangi, Kamis sore (21/4/2022).

Pembersihan dari belakang ke depan akan meningkatkan risiko bakteri dari anus naik ke saluran kencing dan menyebabkan infeksi.

Menurut alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga ini, cara penyampaian kesehatan reproduksi pada anak usia tiga tahun, berbeda dengan anak usia sekolah dasar. “Kalau pada anak usia tiga sampai lima tahun mungkin bahasanya tidak sejujur kita bicara pada anak SD. Kalau anak SD sudah belajar biologi sehingga kita bisa menjelaskan lebih detail,” ujar dokter yang akrab disapa Puput ini melalui keterangan tertulis.

Selain itu, orang tua juga harus menyampaikan kepada anak perempuannya bahwa organ kemaluan adalah sesuatu yang harus dilindungi, dijaga, dan tidak boleh diketahui sembarang orang.

Kemudian, usia yang paling ideal untuk mendapatkan edukasi pencegahan penyakit pada organ reproduksi adalah delapan sampai sembilan tahun. Pada usia ini, anak perempuan mulai menstruasi.

“Ajarkan bagaimana cara mengganti pembalut dan berapa kali harus diganti saat sedang haid. Misalnya, sehari minimal tiga kali atau tergantung pada banyaknya darah dan aktivitas. Termasuk hal-hal sederhana seperti kapan sebaiknya mengganti dan merawat celana dalam. Misalnya harus dijemur dan diletakkan di tempat yang kering,” ujar dia.

Murid perempuan peserta kegiatan ini juga mendapat penjelasan tentang kanker serviks dan kanker payudara, termasuk cara pencegahannya.

Ia mengatakan usia yang paling rentan terserang kanker serviks yaitu 40 tahun ke atas. Namun, banyak kasus juga ditemukan perempuan berusia 27-28 tahun karena mereka menikah di usia yang sangat muda.

“Perempuan yang menikah pada usia muda lebih mudah terserang kanker serviks. Saat ini sudah ada vaksin yang dapat mengurangi risikonya,” kata dokter Puput.(iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Kamis, 25 April 2024
26o
Kurs