Senin, 14 Oktober 2024

Pakar: Kelebihan Konsumsi Garam Dapat Tingkatkan Risiko Gagal Ginjal

Laporan oleh M. Hamim Arifin
Bagikan
Ilustrasi garam diatas meja. Foto: Freepik.com

dr. Anton Isdijanto Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong mengatakan, kebiasaan masyarakat mengonsumsi garam secara berlebihan ternyata bisa meningkatkan risiko gagal ginjal.

Sedangkan menurutnya, edukasi terkait batas konsumsi garam di Indonesia dinilai kurang.

“Di Indonesia itu belum ada edukasi kalori yang dibutuhkan berapa di luar makanan-makanan yang instan, terutama yang kandungan garamnya tinggi, gulanya tinggi, kalorinya juga jadi lebih tinggi,” terang Anton, melansir Antara, Sabtu (20/7/2024).

Seharusnya, lanjut Anton, batasan seseorang mengonsumsi garam adalah lima gram atau sekitar satu sendok teh per hari bila melihat anjuran dari Kementerian Kesehatan.

Anton mengambil contoh kebiasaan seseorang yang mengonsumsi mi instan. Kandungan garam dalam mi instan sekitar 3,7 atau 3,8 gram.

Jumlah itu, dinilai Anton belum termasuk kadar gula yang ada di dalam bumbu-bumbu atau lauk lain yang ditambahkan dalam mi.

“Yang dicari malah makanan instan, mi instan, pakai ayam goreng, ada tepung, ada garam, belum pakai bumbu-bumbu masak tinggi garam. Akhirnya apa? Kena hipertensi sebagai gangguan metabolik,” katanya.

Akibat mengonsumsi garam secara berlebih, kata dia, ginjal akan dipaksa bekerja lebih keras untuk mengeluarkan garam dan membuat jantung harus memompa darah lebih cepat.

“Tekanan darah yang tinggi akan merusak pembuluh darah pada ginjal dan membuat kemampuan ginjal menyaring berbagai zat yang masuk ke tubuh makin berkurang,” ungkap Anton.

Kualitas hingga bentuk ginjal akan mengalami perubahan apabila hal ini terus berlanjut.

“Pada prinsipnya ini seperti air minum. Air mengalir karena dipompa, air bisa diminum kalau ia sudah tersaring. Jadi, darah kita dipompa jantung, dialirkan melalui pipa pembuluh darah dan disaring oleh ginjal. Kalau terganggu, yang membuat tekanan tinggi adalah jantung yang memompa dan dampaknya akan mengarah di bagian filter,” jelasnya.

Saat ini, penderita gagal ginjal mulai banyak ditemukan pada usia di bawah 27 tahun. Selain pola makan, penyebab lainnya adalah tidak menjalankan pola hidup yang sehat seperti kurang tidur dan jarang berolahraga.

Anton berharap agar permasalahan ini menjadi perhatian bersama untuk menjalankan pola hidup sehat seperti, banyak mengonsumsi sayur dan buah, mengurangi konsumsi makanan asin dan instan serta rajin olahraga di sela kesibukan. (ant/kir/ham)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Teriknya Jalan Embong Malang Beserta Kembang Tabebuya

Bunga Tabebuya Bermekaran di Merr

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Surabaya
Senin, 14 Oktober 2024
28o
Kurs