Minggu, 28 April 2024

Kelebihan Garam Dapat Memicu Penyakit Ginjal Kronis

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Ilustrasi gangguan ginjal akut. Foto: Pixabay

Pakar menyebut kelebihan garam bisa memicu berbagai masalah kesehatan hingga merambat kepada penyakit ginjal kronis (PGK).

“Kebanyakan makan garam itu hubungannya dengan hipertensi,” ujar dr. Pringgodigdo Nugroho, Sp.PD-KGH Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PB PERNEFRI) dilansir Antara, Senin (15/1/2024).

“Jadi kandungan garam yang tinggi di dalam pembuluh darah itu akan menarik cairan lebih banyak di dalam pembuluh darah, tekanan darah menjadi meningkat dan terjadi hipertensi. Lama kelamaan menjadi penyakit ginjal kronik,” kata dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal dan Hipertensi itu.

Menurut alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) tersebut, masyarakat umum, terutama yang telah mengalami penyakit ginjal, dianjurkan untuk mengurangi konsumsi garam setiap hari.

Ia menyarankan kandungan natrium pada garam tidak melebihi dua gram per hari, atau takaran garam dapur kurang dari lima gram per hari.

Selain mengurangi konsumsi garam, olahraga masih menjadi jurus ampuh di segala masalah kesehatan tubuh, tidak terkecuali hipertensi dan penyakit ginjal. Pringgodigdo menganjurkan untuk olahraga secara rutin.

“Tidak harus olahraga berat, yang penting rutin melakukan aktivitas fisik. Misalnya jalan kaki 10 ribu langkah per hari,” katanya.

Pringgodigdo menyebut penyakit ginjal perlu diwaspadai secara serius, mengingat penyakit ginjal merupakan salah satu gangguan kesehatan yang gejalanya sering tidak terdeteksi, sebelum akhirnya telah mencapai stadium tinggi. Penderita hipertensi dan penyakit ginjal pada usia muda saat ini juga terus meningkat.

“Belum, belum ada (gejala yang terlihat untuk penyakit ginjal), salah satu gejalanya kalau urin berbusa, tapi kalau sudah berbusa itu sudah terlambat, kalau yang belum parah biasanya tidak ada tanda-tandanya, makanya perlu pemeriksaan rutin ke dokter,” imbuh Pringgodigdo.

Hipertensi dapat dicegah dengan mengendalikan perilaku berisiko seperti merokok, diet yang tidak sehat seperti kurang konsumsi sayur dan buah serta konsumsi gula, garam dan lemak berlebih, obesitas, kurang aktivitas fisik, konsumsi alkohol berlebihan dan stres. (ant/saf/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Minggu, 28 April 2024
27o
Kurs