Selasa, 15 Oktober 2024

Studi: Resistensi Insulin Meningkatkan Risiko Banyak Penyakit dan Kematian Dini

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Ilustrasi - Insulin adalah hormon yang membantu mengatur kadar gula darah dengan memungkinkan sel-sel tubuh menyerap glukosa dari aliran darah. Foto: Getty Images

Resistensi insulin, yaitu kondisi di mana sel-sel tubuh tidak merespons insulin dengan baik, tidak hanya meningkatkan risiko diabetes tetapi juga dikaitkan dengan lebih dari 30 penyakit dan potensi kematian dini.

Studi terbaru, yang melibatkan 429.159 peserta berusia 40 hingga 69 tahun, menunjukkan bahwa skor TyG (yang mengukur kadar gula darah, lemak, dan kolesterol) yang lebih tinggi berkaitan dengan risiko kesehatan yang lebih besar.

Dilansir dari Antara pada Kamis (12/9/2024), skor TyG yang lebih tinggi menunjukkan tingkat resistensi insulin yang lebih besar. Skor indeks TyG berkisar antara 5,87 hingga 12,46 unit, dengan rata-rata pembacaan 8,71 unit.

Pria, orang dewasa yang lebih tua, mereka yang kurang aktif, perokok, dan individu yang mengalami obesitas umumnya memiliki skor TyG yang lebih tinggi di awal studi.

Setelah masa tindak lanjut median selama 13 tahun, peneliti menemukan bahwa resistensi insulin dikaitkan dengan 31 penyakit, dengan risiko lebih tinggi mengembangkan 26 di antaranya, termasuk gangguan tidur, infeksi bakteri, dan pankreatitis.

Hasil ini akan dipresentasikan pada Pertemuan Tahunan Asosiasi Eropa untuk Studi Diabetes (EASD) di Madrid, Spanyol.

“Secara khusus, setiap kenaikan satu unit resistensi insulin dikaitkan dengan risiko 18 persen lebih tinggi untuk gangguan tidur, risiko 8 persen lebih tinggi untuk infeksi bakteri, dan risiko 31 persen lebih tinggi untuk pankreatitis,” sebut siaran pers tersebut.

Resistensi insulin juga dikaitkan dengan peningkatan risiko 65 persen untuk gout, 61 persen untuk dislipidemia, dan 10 persen untuk sciatica.

Namun, resistensi insulin juga mengurangi risiko lima penyakit, termasuk anemia, penyakit Parkinson, dan osteoporosis.

Penelitian menunjukkan penurunan risiko 6 persen untuk anemia, 16 persen untuk penyakit Parkinson, dan 13 persen untuk osteoporosis dengan setiap kenaikan satu unit resistensi.

Selain itu, resistensi insulin dikaitkan dengan risiko 11 persen lebih tinggi untuk kematian pada wanita.

“Kami telah menunjukkan bahwa dengan menilai tingkat resistensi insulin, dimungkinkan untuk mengidentifikasi individu yang berisiko mengembangkan obesitas, hipertensi, penyakit jantung, gout, sciatica, dan beberapa penyakit lainnya,” kata Jing Wu peneliti yang memimpin studi tersebut. (ant/saf/ham)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Teriknya Jalan Embong Malang Beserta Kembang Tabebuya

Bunga Tabebuya Bermekaran di Merr

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Surabaya
Selasa, 15 Oktober 2024
32o
Kurs