
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan pemberian makanan bergizi yang mudah ditelan kepada anak yang sedang terserang penyakit influenza atau flu.
Menurut Dr. dr. Nastiti Kaswandani, Sp.A, Subs Resp (K) anggota Unit Kerja Koordinasi Respirologi IDAI, anak-anak biasanya susah makan ketika sedang sakit.
“Memang ketika anak sakit, termasuk ketika terkena flu, itu amat sulit untuk mengonsumsi makanan seperti halnya ketika dia sehat,” katanya dilansir dari Antara, Selasa (30/9/2025).
Ketika sedang flu, anak bisa mengalami gejala seperti demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, batuk, dan lemas. Gejala-gejala tersebut menimbulkan ketidaknyamanan pada anak.
Dalam kondisi yang demikian, Nastiti menyarankan orang tua menyajikan makanan bergizi yang mudah ditelan seperti bubur.
Bubur yang dibuat dengan menambahkan kaldu serta produk makanan cair yang tersedia di pasaran bisa dijadikan sebagai pilihan, tentunya dengan memperhatikan kandungan gizi makanan.
Menurutnya, bubur maupun produk makanan cair yang kandungan karbohidrat, protein, dan lemaknya dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi anak bisa dijadikan sebagai pengganti makanan padat ketika anak sedang sakit.
Makanan yang bisa membuat saluran pencernaan bekerja lebih keras seperti makanan berlemak tinggi, makanan berminyak, makanan bersantan, dan makanan pedas sebaiknya tidak diberikan kepada anak ketika sedang terserang flu.
“Terutama lagi, sebetulnya, kalau anak itu tidak mau makan, itu cairan yang penting harus cukup karena cairan sangat diperlukan. Ketika makan tidak mau, bubur tidak mau, susu bisa digunakan sebagai pengganti makanan untuk mencukupkan cairan maupun energi yang diperlukan oleh anak,” katanya.
Dia mengatakan, orang tua perlu mencari cara untuk memastikan kebutuhan anak akan cairan terpenuhi agar tidak sampai mengalami dehidrasi.
Dokter Nastiti menyampaikan pentingnya orang tua mewaspadai serangan penyakit influenza pada anak, karena bisa memicu munculnya komplikasi yang membahayakan.
Menurutnya, infeksi virus influenza bisa menyebabkan komplikasi seperti pneumonia, croup (infeksi saluran nafas atas), dan bronkitis pada paru-paru serta peradangan pada otot maupun selaput jantung.
“Influenza juga diasosiasikan dengan toxic shock syndrome, myositis, myoglobinuria, dan gagal ginjal,” katanya. (ant/saf/ipg)