Senin, 15 September 2025

Google Digugat Penske Media, AI Overviews Dituding Rugikan Penerbit

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Ilustrasi - Orang-orang berjalan di samping logo Google selama pameran dagang di Hannover Messe di Jerman pada 22 April 2024. Foto: Reuters

Google kembali menghadapi gugatan hukum. Kali ini dari Penske Media Corporation (PMC) yang menuduh perusahaan teknologi itu secara ilegal menggunakan konten milik penerbit berita untuk membuat ringkasan berbasis kecerdasan buatan (AI) yang merugikan bisnis mereka.

PMC merupakan induk dari berbagai media ternama, seperti Rolling Stone, Billboard, Variety, Hollywood Reporter, Deadline, Vibe, dan Artforum.

Dilansir dari Techcrunch, gugatan ini menjadi yang pertama secara langsung menargetkan Google dan perusahaan induknya, Alphabet, terkait fitur AI Overviews yang muncul dalam hasil pencarian.

Meskipun demikian, gugatan serupa terkait pelanggaran hak cipta atas penggunaan konten oleh perusahaan AI lainnya telah lebih dulu diajukan oleh sejumlah penerbit dan penulis. Di Eropa, Google juga tengah menghadapi gugatan antimonopoli terkait fitur AI Overviews.

“Sebagai penerbit global terkemuka, kami memiliki kewajiban untuk melindungi jurnalis-jurnalis terbaik dan jurnalisme pemenang penghargaan kami sebagai sumber kebenaran,” ujar Jay Penske CEO Penske Media.

“Kami juga berkewajiban untuk memperjuangkan masa depan media digital dan menjaga integritasnya—semua itu kini terancam oleh tindakan Google,” imbuhnya.

Sejak diluncurkan tahun lalu, AI Overviews menuai kritik karena dianggap mengganggu model bisnis penerbit berita.

Fitur ini menyajikan ringkasan jawaban langsung dalam hasil pencarian, yang dibuat dari berbagai sumber daring—termasuk konten milik penerbit—tanpa mengarahkan pengguna kembali ke situs asli.

Dalam gugatannya, PMC menuduh Google menyalahgunakan posisi dominannya di pasar dengan memaksa penerbit agar mengizinkan konten mereka digunakan dalam AI Overviews. Lebih jauh, konten tersebut juga diklaim digunakan untuk melatih model AI milik Google.

“Google terus menggunakan monopoli pasarnya untuk memaksa PMC mengizinkan penerbitan ulang konten kami di AI Overviews. Google juga mulai mengaitkan partisipasi dalam kesepakatan lalu lintas pencarian dengan persyaratan lain yang tidak pernah disetujui oleh PMC,” demikian bunyi gugatan tersebut.

PMC menyoroti bahwa meskipun selama ini pihaknya mengizinkan Google mengindeks konten sebagai bagian dari kesepakatan lalu lintas—yakni akses konten sebagai imbalan kunjungan pengguna—Google kini mensyaratkan konten tersebut juga digunakan dalam fitur lain yang justru menurunkan kunjungan itu sendiri.

“Satu-satunya cara untuk keluar dari skema ini adalah dengan menarik seluruh konten dari indeks pencarian Google, yang tentu saja akan menjadi bencana besar bagi kami,” tulis PMC dalam dokumen gugatan.

Penske juga mengklaim telah mengalami penurunan signifikan dalam jumlah klik dari hasil pencarian sejak peluncuran AI Overviews. Dampaknya, pendapatan iklan menurun, begitu pula dengan potensi pendapatan dari langganan dan afiliasi.

“Seluruh aliran pendapatan kami bergantung pada pengguna yang benar-benar mengunjungi situs kami,” kata pihak PMC.

Menanggapi tuduhan ini, José Castañeda juru bicara Google menyatakan bahwa fitur AI Overviews justru membuat pencarian Google menjadi “lebih bermanfaat” dan menciptakan “peluang baru bagi konten untuk ditemukan.”

“Setiap hari, Google mengirimkan miliaran klik ke situs di seluruh web, dan AI Overviews pun berkontribusi mengarahkan lalu lintas ke lebih banyak situs. Kami akan melawan klaim-klaim yang tidak berdasar ini,” kata Castañeda

Meski Google membantah bahwa AI Overviews mengurangi lalu lintas ke penerbit, PMC menyebut perusahaan itu tidak memberikan data transparan yang memungkinkan verifikasi independen atas klaim tersebut.

Gugatan ini muncul setelah Google terhindar dari sanksi pemecahan usaha dalam kasus antimonopoli besar di Amerika Serikat.

Dalam putusan sebelumnya, hakim menyatakan bahwa Google memang mempertahankan monopoli secara ilegal dalam pasar pencarian daring. Namun, pengadilan menolak memerintahkan restrukturisasi bisnis Google, sebagian karena munculnya persaingan baru di bidang AI. (saf/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Surabaya
Senin, 15 September 2025
32o
Kurs