Minggu, 15 Juni 2025

Keindahan Sunnah Salat Id: Berjalan Kaki dan Mengambil Jalan Pulang yang Berbeda

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Para jemaah salat idulfitri saat berada di Jalan Pahlawan Surabaya, Rabu (10/4/2024). Foto: Risky suarasurabaya.net

Idulfitri adalah hari penuh makna yang tidak hanya dirayakan dengan sukacita hati, tetapi juga dengan adab-adab mulia yang diajarkan Rasulullah SAW.

Salah satu sunah yang sering terlupakan adalah kebiasaan berangkat ke tempat salat Id dengan berjalan kaki dan pulang melalui jalan yang berbeda.

Melansir laman resmi Muhammadiyah, Minggu (30/3/2025), dalam kesederhanaan langkah ini, tersimpan hikmah mendalam yang memperkaya pengalaman spiritual umat Islam di hari kemenangan.

Rasulullah SAW memberikan teladan nyata tentang adab ini, sebagaimana diriwayatkan dalam hadis:

عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي رَافِعِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَأْتِي الْعِيدَ مَاشِيًا وَيَرْجِعُ فِي غَيْرِ الطَّرِيقِ الَّذِي ابْتَدَأَ فِيهِ
“Diriwayatkan dari Muhammad bin Ubaidillah bin Abi Rafi dari ayahnya dari kakeknya, bahwa Nabi SAW mendatangi salat Id dengan berjalan kaki dan beliau pulang melalui jalan lain dari yang dilaluinya ketika pergi.” (HR. Ibnu Majah).

Dari riwayat ini, kita belajar bahwa Rasulullah tidak hanya memilih berjalan kaki sebagai bentuk kesederhanaan, tetapi juga sengaja mengambil rute berbeda saat pulang, meninggalkan jejak kebijaksanaan untuk umatnya.

Berjalan kaki menuju tempat salat Id membawa kita lebih dekat pada esensi hari raya. Langkah demi langkah menjadi kesempatan untuk merenung, bertakbir, dan mensyukuri nikmat Allah.

Ini juga memungkinkan kita berinteraksi dengan sesama, menyapa saudara seiman, dan menyebarkan salam damai di sepanjang jalan.

Sementara itu, pulang melalui jalan lain memiliki hikmah tersendiri. Para ulama menafsirkan bahwa kebiasaan ini bertujuan agar lebih banyak orang dapat menyaksikan syiar Islam, memperluas keberkahan, dan mempererat silaturahmi dengan melewati lingkungan yang berbeda.

Di tengah kemudahan transportasi modern, sunnah ini mungkin terasa asing bagi sebagian orang. Namun, justru di sinilah letak keindahannya: kembali pada kesederhanaan yang diajarkan Rasulullah.

Berjalan kaki bukan hanya soal fisik, tetapi juga simbol kerendahan hati dan kesiapan menyambut kemenangan dengan penuh kesadaran.

Mengambil jalan pulang yang berbeda mengajarkan kita untuk melihat kehidupan dari sudut pandang baru, memperluas wawasan, dan menghargai keberagaman ciptaan Allah yang kita temui di setiap rute. (nis/saf/ham)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Avanza Terbalik Usai Tabrak 2 Mobil Parkir

Surabaya
Minggu, 15 Juni 2025
32o
Kurs