Rabu, 3 Desember 2025

Komfilasi Jatim 2025, Ajang Apresiasi Sineas Lokal Kembali Digelar

Laporan oleh M. Hamim Arifin
Bagikan
Evy Avianasari, Kepala Disbudpar Jatim Memberi sambutan di acara Komfilasi Jawa Timur 2025 di Gedung Budaya Cak Durasim, Surabaya, Rabu (3/12/2025). Foto: Dimas Tri Agung Pamungkaas Mg suarasurabaya.net

Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) kembali menggelar kompetisi film Komfilasi Jawa Timur 2025 sebagai ajang apresiasi bagi sineas lokal. Awarding Night digelar di Gedung Budaya Cak Durasim, Surabaya, Rabu (3/12/2025) malam.

Evy Avianasari Kepala Disbudpar Jatim mengatakan, Komfilasi merupakan ruang ekspresi bagi pembuat film dari berbagai daerah di Jawa Timur. Agenda ini juga menjadi bagian implementasi program seni budaya yang sejalan dengan Jatim Harmoni.

“Ini wadah apresiasi untuk para sineas Jawa Timur. Tahun ini kami mengangkat tagline ‘Dari Jawa Timur untuk Dunia’ dengan tema eksplorasi budaya dan pariwisata,” ujar Evy kepada suarasurabaya.net.

Tahun ini terdapat dua kategori yang dilombakan, yaitu ide cerita dan film pendek. Dari sekitar 70 film pendek yang masuk, tujuh di antaranya terpilih sebagai finalis dan dinilai langsung oleh juri kehormatan, di antaranya aktor dan sineas nasional.

Selain penganugerahan, acara juga menampilkan fragmen Tari Topeng Panji Malang sebagai bentuk pelestarian budaya lokal.

“Harapannya ini menjadi momentum kebangkitan semangat perfilman di Jawa Timur,” tambah Evy.

Para tim dari film Sang Penuntun Jalan Peraih Best Story Ideas. Foto: Dimas Tri Agung Pamungkas Mg suarasurabaya.net

Hafiz Subahan sineas asal Bojonegoro menjadi pemenang kategori Best Story Ideas melalui karyanya berjudul Sang Penuntun Jalan. Hafiz terlibat langsung sebagai sutradara sekaligus penulis.

Dia mengungkapkan ide cerita filmnya berangkat dari kesehariannya sebagai videografer pernikahan.

“Temanya budaya. Saya adaptasi dari tradisi yang saya amati saat bekerja sebagai videografer wedding di Bojonegoro,” kata Hafiz.

Film tersebut menjadi produksi skala besar pertamanya setelah beberapa kali menggarap film indie. Hafiz berharap karyanya dapat membuka jalan bagi sineas dari kota kelahirannya.

“Bojonegoro sempat vakum perfilmannya. Saya berharap karya ini bisa jadi jalan teman-teman di Bojonegoro untuk berkarya sampai tingkat nasional,” pungkasnya.

Melalui Komfilasi, Pemprov Jatim menargetkan penguatan ekosistem perfilman daerah agar semakin produktif menghasilkan karya dan memperkenalkan kebudayaan Jawa Timur ke ranah lebih luas.(mas/ham/rid)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Rabu, 3 Desember 2025
28o
Kurs