Sabtu, 28 Juni 2025

Libur Sekolah Saatnya Lakukan Aktivitas Bermakna, Bukan Main HP Terus

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Ilustrasi anak bermain media sosial di handphone. Foto: Getty Images

Masa libur sekolah seharusnya menjadi momen penting bagi anak-anak untuk mengisi waktu dengan aktivitas yang bermakna, bukan sekadar terpaku pada layar gawai.

Hal ini disampaikan oleh Novi Poespita Candra, S.Psi., M.Si., Ph.D. Psikolog Universitas Gadjah Mada (UGM) yang menekankan pentingnya keterlibatan aktif orangtua dalam mengatur kegiatan anak selama liburan.

“Di masa liburan, seyogyanya orang tua berdialog dengan anak-anak terkait apa saja yang akan mereka lakukan. Liburan adalah kesempatan untuk memperkuat kualitas hubungan dalam keluarga,” kata Novi seperti dilaporkan Antara, Kamis (26/6/2025).

Ia menyarankan agar orang tua menawarkan aktivitas sederhana namun bermakna, seperti memasak makanan baru bersama, menonton film, berolahraga, memancing, mendaki gunung, atau sekadar bertamasya.

Menurut dia, kegiatan ini tidak hanya mempererat ikatan emosional, tetapi juga melatih keterampilan sosial anak secara langsung.

Selain itu, Novi menyarankan agar anak diberi kesempatan mengembangkan minat dan hobi misalnya melalui kelas memanah, musik, atau olahraga.

Ia menyebut, liburan juga dapat menjadi waktu yang tepat bagi anak-anak untuk tinggal bersama keluarga besar seperti kakek, nenek, atau sepupu mereka agar mereka belajar nilai-nilai sosial yang berbeda dan melatih fleksibilitas dalam berinteraksi.

“Anak-anak juga bisa diajak melakukan kegiatan sosial. Hal ini akan memperluas wawasan dan empati mereka terhadap lingkungan,” tambahnya.

Terkait penggunaan gawai, Novi menekankan pentingnya kesepakatan bersama. Ia menyarankan batas maksimal penggunaan gawai hanya tiga jam per hari selama liburan agar anak tetap menikmati waktu bersama keluarga dan lingkungan sekitarnya.

Ia memperingatkan bahwa penggunaan gawai secara berlebihan dapat menyebabkan kondisi yang disebut Brain Rot, yakni penurunan fungsi otak secara perlahan akibat paparan layar berlebihan.

Secara fisik, anak jadi kurang bergerak, rentan mengalami masalah mata seperti miopi, gangguan tulang belakang, hingga obesitas dan risiko penyakit jantung,” jelas Novi.

Secara kognitif, anak akan mengalami penurunan fokus, kreativitas, dan kemampuan problem solving, serta menjadi malas berpikir.

Tidak hanya itu, dampak penggunaan gawai berlebihan juga terasa secara emosional dan sosial, di mana anak menjadi lebih mudah cemas, mudah tersinggung, dan enggan bersosialisasi.

Sebagai solusi, Novi menyarankan agar anak diminta membuat jurnal liburan yang ditulis tangan.

Selain melatih keterampilan sensorik dan motorik, kegiatan ini membantu menumbuhkan kemampuan refleksi dan berpikir kritis.

“Momen liburan seharusnya menjadi ruang untuk mengembangkan diri dan memperkuat hubungan sosial, bukan waktu pasif yang dihabiskan di depan layar,” katanya.(ant/iss)

Berita Terkait


Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Sabtu, 28 Juni 2025
32o
Kurs