Jumat, 2 Mei 2025

Memasuki Musim Panas, Ini Cara Lindungi Jantung dan Paru dari Ancaman Heatwave

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Ilustrasi - Termometer yang mengukur suhu di pantai. Foto: iStock

Seiring musim panas yang mulai melanda, ancaman gelombang panas (heatwave) mulai dirasakan di berbagai wilayah. Meskipun tubuh manusia memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan suhu, paparan panas ekstrem dapat membawa dampak serius terhadap kesehatan, terutama pada organ vital seperti jantung dan paru-paru.

Dr. Shraddha Gandhi dokter spesialis di Departemen Gawat Darurat Rumah Sakit Holy Family, Mumbai, menjelaskan bahwa gelombang panas dapat sangat mempengaruhi fungsi jantung dan paru-paru, khususnya ketika suhu tubuh mencapai titik kritis di atas 39,5–40°C (103–104°F).

“Selama waktu tersebut, sistem pengaturan suhu tubuh bisa terganggu,” jelasnya, dilansir Hindustan Times.

Dampak Gelombang Panas terhadap Jantung

Gandhi mengungkapkan bahwa suhu tinggi dapat menyebabkan tekanan darah menurun, yang berdampak pada kurangnya pasokan darah ke organ-organ penting. Beberapa gangguan yang mungkin terjadi antara lain:

  • Gangguan irama jantung: Seperti fibrilasi atrium, takikardia ventrikel, dan fibrilasi ventrikel.
  • Kerusakan otot jantung: Akibat aliran darah yang tidak mencukupi.
  • Jaringan parut pada jantung: Dapat terjadi setelah serangan heat stroke berulang.
  • Meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular: Termasuk serangan jantung, stroke, dan hipertensi.

Dampak Gelombang Panas terhadap Paru-Paru

Gelombang panas juga berdampak lebih berat pada mereka yang memiliki penyakit pernapasan sebelumnya. “Suhu tinggi dapat memperburuk gejala asma, terutama pada penderita asma yang tidak terkontrol,” ujar Gandhi.

Ia juga menambahkan bahwa pasien dengan PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis) akan mengalami peningkatan gejala seperti sesak napas, mengi, dan batuk. Penderita fibrosis kistik pun dapat mengalami perburukan kondisi.

Beberapa dampak yang mungkin terjadi pada paru-paru antara lain:

  • Peningkatan laju pernapasan: Upaya tubuh untuk mendinginkan diri dapat memperparah kondisi penderita asma atau PPOK.
  • Bronkospasme: Panas ekstrem dapat menyebabkan penyempitan saluran napas.
  • Peradangan paru: Dapat berkembang menjadi acute respiratory distress syndrome (ARDS).
  • Risiko pneumonia: Heat stroke juga meningkatkan risiko pneumonia, terutama pada lansia dan kelompok rentan lainnya.

Langkah Pencegahan agar Tetap Aman

  • Minum air putih dalam jumlah cukup untuk menjaga kelembapan saluran napas.
  • Hindari aktivitas fisik berat saat suhu mencapai puncaknya untuk mengurangi tekanan pada jantung dan paru-paru.
  • Pantau gejala penyakit pernapasan bagi penderita dengan kondisi kronis dan segera cari bantuan medis jika gejala memburuk.
  • Lakukan pendinginan tubuh secepat mungkin jika muncul gejala heat stroke, seperti menggunakan kompres es, infus saline dingin di rumah sakit, serta mengenakan pakaian berwarna terang dan menutupi seluruh tubuh.

Dengan mengenali gejala dan memahami dampak panas ekstrem terhadap tubuh, masyarakat diimbau untuk lebih waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat demi menjaga kesehatan selama musim panas.(dra/lta/faz)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Avanza Terbalik Usai Tabrak 2 Mobil Parkir

Mobil Terbakar Habis di KM 750 Tol Sidoarjo arah Waru

Kecelakaan Dua Truk di KM 751.400 Tol Sidoarjo arah Waru

BMW Tabrak Tiga Motor, Dua Tewas

Surabaya
Jumat, 2 Mei 2025
27o
Kurs