
Tidak sekadar bertahan, pekerja kini harus melakukan peningkatan skill di tengah gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan tidak stabilnya perekonomian di Indonesia.
Gigih Prihantono pakar ekonomi Universitas Airlangga (Unair) mengatakan, di tengah situasi yang tidak stabil, pekerja diharapkan memiliki SKA sebagai modal utama yakni, Skill, Knowledge, dan Attitude.
Selama ini, lanjut Gigih, para pekerja hanya memiliki knowledge yang tidak diimbangi dengan skill dan attitude. Padahal, ketiganya adalah kesatuan yang harus dimiliki pekerja.
“Skill merupakan salah satu modal utama yang harus dimiliki pekerja melalui sebuah pelatihan,” terangnya saat dihubungi suarasurabaya.net, Rabu (14/5/2025).
Gigih melanjutkan, tidak semua perusahaan memberikan fasilitas pelatihan untuk pekerjanya. Sehingga, pekerja bisa menyisihkan sedikit gaji mereka agar bisa mengikuti pelatihan.
Pelatihan tidak harus sesuai dengan bidang pekerjaan, kata Gigih. Asal bisa meningkatkan skill yang dimiliki pekerja, bisa saja pelatihan itu diikuti.
“Yang pasti, pekerja harus memiliki kesadaran juga kesediaan untuk meningkatkan skill. Karena, hasil dari itu semua juga akan kembali ke diri masing-masing,” ungkapnya.
Sementara attitude yang dimaksud Gigih adalah sikap profesional pekerja.
“Kalau pekerja memiliki tiga pilar ini, saya rasa mereka akan dipertahankan di perusahaannya,” kata Gigih.
Gigih menambahkan, dalam hal ini peran pemerintah juga diperlukan yakni, dengan melakukan revitalisasi dan transformasi terhadap Balai Latihan Kerja (BLK).
“Karena BLK adalah sarana untuk mengejar kompetensi pekerja dengan mengadakan pelatihan kerja,” tandasnya.(kir/rid)