Senin, 15 September 2025

Pemprov Jatim Lakukan Modifikasi Cuaca, Antisipasi Cuaca Ekstrem

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi. Hujan lebat disertai petir dan angin kencang. Foto: Grafis suarasurabaya.net

Pemerintah Provinsi Jawa Timur melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC) untuk mengantisipasi potensi cuaca ekstrem yang diprakirakan berlangsung hingga 17 September 2025.

Gatot Soebroto Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim mengatakan, modifikasi cuaca sudah mulai dilakukan sejak Jumat (12/9/2025) kemarin.

Keputusan menjalankan modifikasi cuaca itu diambil setelah Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim berkoordinasi dengan pihak BNPB.

“Memperhatikan informasi dari BMKG stasiun Juanda bahwa mulai tanggal 12 sampai 17 september 2025 (potensi cuaca ekstrem) maka dilakukan koordinasi antara Ibu Gubernur dan Kepala BNPB sehingga hasilnya dilaksanakan operasi modifikasi cuaca (OMC),” kata Gatot dikonfirmasi, Senin (15/9/2025).

Dampak dari cuaca ekstrem di Jatim tersebut bisa menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti banjir bandang, longsor, hingga angin puting beliung.

Cuaca ekstrem yang diprakirakan masih berlangsung hingga dua hari ke depan, Gatot mengimbau masyarakat supaya terus mengecek kondisi cuaca di sekitar wilayahnya sebagai langkah antisipasi.

“Mengingat adanya potensi cuaca ekstrem terjadi hujan intensitas sedang hingga deras, maka kami imbau juga warga waspada dan harus rutin mengecek secara berkala terkait prakiraan cuaca sekitar,” tuturnya.

Selain itu BPBD Jawa Timur telah menetapkan status siaga di 38 kabupaten/kota untuk mengantisipasi prediksi cuaca ekstrem.

Sriyono Penata Penanggulangan Bencana Ahli Madya BPBD Jatim memastikan bahwa segala persiapan untuk menjalankan status siaga sudah dilakukan. Berbagai peralatan dan logistik telah didistribusikan ke BPBD kabupaten/kota.

Peralatan tersebut seperti tenda, perahu, serta kebutuhan makanan. Selain itu, Sriyono menyatakan bahwa seluruh BPBD kabupaten/kota termasuk provinsi akan bersiaga selama 24 jam.

“Baik peralatan, tenda, perahu dan sebagainya, logistik semuanya termasuk makanan, semuanya sudah disampaikan ke BPDB kabupaten/kota. Sehingga persiapan itu matang, InsyaAllah BPBD siap 24 jam semuanya, termasuk provinsi,” tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, BMKG Juanda memprakirakan potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah Jawa Timur yang dapat mengakibatkan terjadinya bencana hidrometerologi (hujan sedang – lebat, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, serta hujan es) pada 10 – 17 September 2025.

Saat ini, wilayah Jawa Timur masih berada di musim kemarau dan diprakirakan dalam tujuh hari ke depan terdapat potensi peningkatan cuaca ekstrem yang berdampak signifikan terhadap aktivitas masyarakat.

Berdasarkan catatan yang diterima Suara Surabaya pada Kamis (11/9/2025), Fenomena tersebut disebabkan adanya gangguan gelombang atmosfer seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby, serta gangguan atmosfer Low Frequency yang saat ini terjadi di Jawa Timur.

Adapun beberapa wilayah di Jawa Timur yang diprakirakan terkena bencana hidrometerologi yakni, Bondowoso, Jember, Jombang, Kediri, Batu, Malang, Lumajang, Madiun, Mojokerto, Nganjuk, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Magetan, Ngawi, Ponorogo, Malang, Pacitan, Bojonegoro, Tuban, Banyuwangi, dan Trenggalek.

Wilayah dengan topografi curam/bergunung/tebing diharapkan lebih waspada terhadap dampak yang dapat ditimbulkan akibat cuaca ekstrem seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang serta berkurangnya jarak pandang.(wld/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Surabaya
Senin, 15 September 2025
32o
Kurs