Sebuah studi menunjukkan bahwa anak laki-laki yang memenuhi durasi tidur yang disarankan memiliki kadar lemak jauh lebih rendah di semua area, termasuk lemak di bawah kulit dan lemak di sekitar organ dalam.
Mereka juga menunjukkan kadar penanda peradangan yang lebih rendah dalam darah yang terkait dengan peradangan kronis dan risiko penyakit jantung.
“Temuan ini memiliki implikasi penting bagi orang tua, sekolah, dan pembuat kebijakan,” kata Shirong Cai, penulis senior studi tersebut, seperti dilaporkan Antara, Senin (27/10/2025).
Penelitian yang dilakukan melibatkan 638 anak dari tiga kelompok etnis utama Singapura ini, menggabungkan data pola tidur yang dilaporkan pengasuh dan pembacaan alat pelacak aktivitas yang dapat dikenakan (wearable) dengan pemindaian pencitraan resonansi magnetik (magnetic resonance imaging/MRI) untuk menilai kadar lemak perut.
Hubungan serupa, tetapi lebih lemah, ditemukan di kalangan anak perempuan, yang menunjukkan perbedaan biologis atau perilaku dalam bagaimana pola tidur mempengaruhi penumpukan lemak tubuh.
Lemak perut, terutama lemak di sekitar organ dalam, memiliki kaitan erat dengan penyakit metabolik seperti diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular, menurut penelitian itu.
Para peneliti juga menemukan bahwa banyak anak usia sekolah berusaha mengganti kekurangan tidur di hari sekolah dengan tidur lebih lama di akhir pekan. Namun, memenuhi rekomendasi durasi tidur hanya di akhir pekan tidak menurunkan risiko obesitas maupun kadar lemak di perut.
“Ini menunjukkan bahwa pola tidur yang konsisten sepanjang pekan merupakan kunci untuk melindungi kesehatan metabolisme anak, bukan hanya membiarkan anak tidur lebih lama di akhir pekan,” lanjut Shirong. (ant/mas/ham)
NOW ON AIR SSFM 100
