
Jemaah haji Indonesia diberangkatkan ke Arab Saudi pada hari ini dan akan menginap lebih dulu di Madinah sebelum menuju Makkah.
Kementerian Agama (Kemenag) memberikan sejumlah panduan penting agar para jemaah dapat menjalankan ibadah dan aktivitas dengan lancar selama berada di Madinah.
Dalam “Buku Manasik Haji 2025” terbitan Kemenag, ada sejumlah tips dan larangan yang harus diketahui jemaah haji agar aktivitas selama di Madinah berjalan lancar.
Dilansir dari laman resmi Kemenag, disebutkan bahwa sejak tiba di Bandara Madinah, jemaah diimbau untuk menjaga ketertiban dan mencatat informasi penting seperti nama dan nomor hotel, nama majmuah atau penyelenggara layanan haji, serta lokasi tempat menginap. Hal ini penting agar jemaah tidak kesulitan saat kembali ke hotel.
Kemenag juga mengimbau jemaah melaksanakan salat fardhu di Masjid Nabawi karena jarak hotel dengan masjid tidak terlalu jauh.
Namun, jemaah diminta untuk tidak memaksakan diri mengerjakan salat arbain atau melakukan salat fardhu berjemaah sebanyak 40 kali di Masjid Nabawi.
Arbain sendiri bukan merupakan rukun ataupun wajib haji. Selain itu, masa tinggal jemaah di Madinah belum tentu mencukupi untuk mengerjakan Arbain. Jemaah juga harus menjaga stamina dan kondisi kesehatan di tengah suhu panas dan menjelang puncak haji yang akan dilakukan di Makkah.
“Jemaah haji lemah, lansia, risiko tinggi dan sakit, sebaiknya tidak memaksakan diri untuk melakukan salat arbain di Masjid Nabawi dengan tetap salat berjemaah di hotel,” tulis Kemenag.
Jemaah dianjurkan ziarah ke makam Nabi Muhammad SAW di Masjid Nabawi serta berdoa di raudhah sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
Ziarah ke makam Rasulullah bukan rukun atau wajib haji. Ziarah tersebut juga hukumnya sunah sehingga tidak berdosa jika tidak dikerjakan.
“Hukum berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabat, salat arbain dan berziarah ke tempat-tempat bersejarah lainnya adalah sunah. Jemaah haji yang tidak sempat berziarah ke makam Rasulullah di Madinah tidak berdosa. Jika ada uzur, mereka tetap bisa menyampaikan salam kepada Nabi dan membaca selawat atas Rasulullah di hotel tempat tinggal atau rumah sakit bagi yang dirawat,” demikian dikutip dari “Buku Manasik Haji 2025” Kemenag.
Kemenag menganjurkan jemaah memakai alat pelindung diri seperti masker dan payung saat beraktivitas di luar ruangan. Jemaah juga harus makan dengan teratur sesuai jadwal agar makanan yang dikonsumsi masih dalam keadaan segar.
Terkait fasilitas, jemaah akan menempati 95 hotel setara bintang 3 hingga 5 di sekitar Masjid Nabawi. Jarak hotel ke masjid tidak terlalu jauh sehingga jemaah dapat berjalan kaki saat pergi ke masjid dan pulang ke hotel.
Sistem check-in dan check-out di hotel Madinah dilakukan secara ketat melalui e-hajj atau Nusuk. Karena lobi dan lift hotel umumnya kecil, jemaah disarankan mengatur waktu dengan baik saat hendak berangkat atau kembali dari masjid, serta tidak terburu-buru agar menghindari antrean panjang.
Tidak tersedia musala di hotel, dan tidak diperkenankan menjemur pakaian sembarangan, termasuk di jendela atau dengan menggantung tali di sprinkler kamar dan dilarang membuat jemuran dengan memaku tembok.
Jemaah juga dilarang merokok baik di hotel maupun di sekitar Masjid Nabawi. (dra/saf/ham)