
Kadar kolesterol yang tinggi dalam darah, terutama kolesterol lipoprotein densitas rendah atau Low-density Lipoprotein (LDL), disebut dapat membahayakan kesehatan.
Dilansir dari Antara pada Senin (9/6/2025), LDL disebut kolesterol “jahat” karena kadar LDL yang tinggi berkontribusi terhadap penumpukan plak.
Plak adalah kombinasi lemak, kolesterol, dan kalsium yang menumpuk di arteri dan menyumbat aliran darah. Risiko serangan jantung atau stroke akan meningkat saat aliran darah tersumbat.
Kolesterol lipoprotein densitas tinggi atau High-density Lipoprotein (HDL) disebut sebagai kolesterol “baik” karena mengangkut sebagian kolesterol LDL dari jantung ke hati, tempat kolesterol tersebut dapat dikeluarkan dari tubuh. Kadar kolesterol HDL yang rendah dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Kolesterol tinggi terjadi ketika terlalu banyak kolesterol menumpuk di dalam darah. Ini dapat terjadi karena beberapa hal, termasuk pola makan, genetik, gaya hidup, dan stres.
Terlalu banyak asupan lemak jenuh atau lemak trans dapat meningkatkan kolesterol LDL dalam darah. Lemak ini berasal dari makanan yang digoreng, makanan yang dipanggang, makanan ringan berlemak tinggi, serta daging berlemak tinggi dan olahan daging seperti sosis.
Produk susu berlemak penuh, mentega, krim, dan minyak tropis seperti minyak kelapa juga mengandung lemak jenuh.
Faktor genetik juga mempengaruhi kadar kolesterol dalam tubuh. Mutasi genetik tertentu dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk mendaur ulang kolesterol LDL.
Gaya hidup yang tidak banyak bergerak dan kurangnya aktivitas fisik dikaitkan dengan rendahnya kadar kolesterol HDL.
Kebiasaan merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol dapat meningkatkan kolesterol total dan LDL serta menurunkan kolesterol HDL.
Di samping itu, stres jangka panjang bisa meningkatkan kadar kortisol dalam tubuh, yang memicu produksi kolesterol. Perubahan gaya hidup disarankan bagi mereka yang ingin mengurangi kadar kolesterol dalam tubuh.
Menghindari merokok adalah salah satu cara yang efektif untuk mengurangi kadar kolesterol serta melindungi diri dari komplikasi seperti penyakit jantung dan stroke.
Mereka yang berupaya menurunkan kadar kolesterol juga disarankan untuk mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang.
Konsumsi serat disarankan sekitar 25-38 gram per hari. Sumber serat bisa berupa buah, sayur, dan biji-bijian utuh. Usahakan untuk mengonsumsi sekitar empat sampai lima porsi buah dan sayur dalam sehari.
Cobalah mengurangi makanan yang mengandung banyak lemak jenuh seperti mentega, keju, makanan cepat saji, susu dan krim penuh lemak, sosis, dan daging merah.
Olahraga rutin penting pula dalam upaya untuk menurunkan kadar kolesterol jahat di dalam tubuh.
Aktivitas fisik dapat mendorong peningkatan kadar kolesterol HDL, yang pada akhirnya akan membantu mengeluarkan LDL dari darah.
Jadi, sebaiknya mengupayakan untuk berolahraga dengan intensitas sedang selama 150 menit setiap minggu.
Menurunkan berat badan juga dapat membantu menurunkan kolesterol LDL dan meningkatkan kolesterol HDL.
Namun, sebaiknya berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan tentang cara menurunkan berat badan secara aman.
Tenaga profesional kesehatan dapat merekomendasikan perubahan pola makan dan gaya hidup yang sesuai. (ant/saf/ipg)