Tim transisi tidak layak untuk diributkan, demikian ditegaskan Bambang Soesatyo politisi partai Golkar.
“Terlalu dini untuk mempersoalkan pembentukan Tim Transisi. Selain penunjukan Rini Soemarno itu memunculkan Rivalitas Internal Kubu Jokowo-JK. Tim transisi itu juga tidak signifikan untuk diributkan karena tim itu hanya merumuskan program dan merekomendasikan rencana aksi untuk mengeksekusi program-program itu. Apakah rumusan program dan rencana aksi itu akan diterima? Itu bergantung pada kemauan politik dan cara pandang presiden-wakil presiden terpilih bersama anggota kabinetnya.” ujar Bambang di Jakarta, Rabu (6/8/2014).
Seperti diketahui, Joko Widodo caples terpilih menunjuk 5 anggota tim transisi yang terdiri dari 3 orang profesional dan 2 dari orang partai.
Mereka masing-masing Rini Soemarno (Rini Suwandi) kepala staf tim transisi, Anies Baswedan, Andi Widjajanto ketiganya dari profesional. Dan dua lainnya dari parpol, masing Hasto Kristiyanto (PDIP), serta Akbar Faisal (NasDem).
Bambang menilai masalah tim transisi tak ubahnya hanya lucu-lucuan saja, karena ketetapan presiden terpilih juga belum final.
“Saya melihatnya, selain sebagai bentuk lucu-lucuan, juga sebagai masalah internal kubu Jokowi-JK. Lagi pula, ketetapan presiden terpilih belum final. Mahkamah Konstitusi baru menggelar sidang pertama sengketa Pilpres 2014.” papar Bambang.
Ia mengatakan, untuk memperhitungkan tim transisi tersebut, semua pihak masih harus menunggu beberapa minggu lagi. Karena itu, latar belakang RIni Soemarno tidak akan memberi pengaruh apa pun.
“Jangan lupa bahwa Rini dan stafnya tidak memiliki wewenang untuk menetapkan sebuah kebijakan atau keputusan politik. Juga perlu dicamkan bahwa semua orang yang pernah dipanggil KPK untuk didengarkan keterangannya sebagai saksi tidak berarti orang-orang itu mempunyai masalah hukum. Banyak orang, termasuk para tokoh, pernah dipanggil KPK, ketika para penyidik KPK sedang mendalami suatu kasus.” tandasnya.
Menurut Bambang, pro kontra di internal kubu Jokowi-JK atas penunjukan Rini Soemarno sebagai kepala Staf Tim Transisi lebih mencerminkan rivalitas internal. Kemungkinan, masing-masing partai pendukung Jokowi-JK juga punya jago untuk jabatan yang dipercayakan kepada Rini itu. Sehingga, lebih baik membiarkan saja mereka menyelesaikan persoalan internalnya. (faz/rst)
NOW ON AIR SSFM 100
