
Keluarga besar Pahlawan Nasional Sukarni sepakat rumah induk dari orang tua mereka di lingkungan Kelurahan Sumberdiren, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, tidak dibagi waris melainkan dilestarikan.
Kiswoto salah satu keponakan pahlawan pejuang kemerdekaan tersebut, mengatakan, keluarga besar keturunan almarhum Sukarni telah sepakat untuk melestarikan rumah tua tersebut.
“Semua anggota keluarga dari sepuluh bersaudara anak-anak Eyang Kartodiwirjo-Supiah, sudah sepakat rumah tua dan tanahnya yang menjadi tempat lahir Pak Sukarni hingga tumbuh dewasa, dilestarikan,” kata pria yang tinggal di Sumberdiren, Kecamatan Garum, Blitar, seperti yang terlansir di Antara, Senin (10/11/2014).
Rumah induk milik orang tua Pahlawan Nasional Sukarni tersebut cukup besar, berdiri balai joglo dengan empat soko guru, ruang kampung tanpa dinding sekat kamar, rumah utama, gandok dengan amben atau dipan besar, ruang makan terbuka, dapur dengan lantai jemur atau “baan” di kanan-kirinya, sumur dengan kamar mandi atau toilet terpisah, dan lumbung padi yang telah diubah menjadi garasi namun tanpa ada mobilnya.
Menurut Kiswoto, Sukarni yang wafat 7 Mei 1971 dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta, tidak mewariskan harta-benda apapun, kecuali rumah-tanah peninggalan orang tua yang disepakati dilestarikan itu.
“Saya pernah ke rumah Paklik (paman) Sukarni di Tanah Abang II Jakarta tahun 1968 ketika beliau masih menjabat di DPA (Dewan Pertimbangan Agung). Tetapi rumah itu kabarnya sudah tidak dimiliki keluarga. Jadi praktis tidak ada peninggalan apa-apa lagi kecuali nama besar, nilai-nilai kejuangan dan lima anak,” ucapnya.
Lima anak Sukarni yakni pertama Luhantara sudah meninggal dunia di Jakarta, Kumala Kanta di Yugoslavia, Endarwati yang mewakili keluarga saat penganugerahan Pahlawan Nasional oleh Presiden Joko Widodo, Gus Murbantoro meninggal dunia di Jakarta dan Dr Emalia Iragiliati, dosen Universitas Negeri Malang, yang menulis buku “Sukarni & Actie Rengasdengklok”.
Sementara Kepala Kelurahan Sumberdiren Supriyanto mengatakan, pihaknya bersama masyarakat setempat sudah ada wacana untuk mengadakan tablig akbar dan haul Sukarni menyambut penganugerahan gelar Pahlawan Nasional tersebut.
“Namun untuk pelaksanaannya masih menunggu persetujuan pihak keluarga, selain dukungan pendanaannya, yang diharapkan berasal dari Pemerintah Kabupaten Blitar,” ujarnya. (ant/rst)