Selasa, 30 April 2024

MPR Dorong Pemerintah Buat Kebijakan Ekonomi Hadapi COVID-19

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Bambang Soesatyo (Bamsoet) Ketua MPR RI. Foto: Faiz suarasurabaya.net

Bambang Soesatyo (Bamsoet) Ketua MPR mendorong pemerintah untuk terus menciptakan langkah-langkah atau kebijakan stimulus ekonomi guna merespons kerusakan akibat kecemasan pada wabah Virus Corona. Stimulus ekonomi sangat diperlukan agar kerusakan yang terjadi saat ini tidak semakin parah.

“Takut dan cemas karena meluasnya penyebaran wabah COVID-19 jangan sampai menyebabkan lumpuhnya perekonomian nasional. Rasa cemas dan kehati-hatian jangan sampai menghentikan atau mengurangi keseluruhan aktivitas masyarakat dalam skala ekstrem,” ujar Bamsoet di gedung Parlemen,Senayan,Jakarta, Senin (9/3/2020).

Kata Ketua MPR, kehidupan harus tetap berjalan sebagaimana mestinya agar kerusakan akibat penyebaran wabah virus Corona tidak semakin parah. Setiap orang harus berani tetap bekerja, kegiatan produksi dan perdagangan tidak boleh berhenti, aktivitas belajar anak dan remaja harus tetap berjalan. Pemerintah pun hendaknya tetap mengupayakan kebijakan dan langkah-langkah stimulus guna mereduksi kerusakan di sektor ekonomi dan bisnis.

Menurut Bamsoet, yang terpenting untuk diwaspadai dan disikapi oleh semua pihak adalah fakta bahwa wabah virus Corona sudah menimbulkan kerusakan cukup serius bagi perekonomian, termasuk ekonomi nasional. Gambaran tentang kerusakan itu sudah menjadi pemberitaan dalam beberapa pekan terakhir. Lalu lintas ekspor-impor menurun karena melemahnya permintaan.

“Itu berarti kegiatan produksi di sejumlah negara, termasuk Indonesia, juga menurun,” jelasnya.

Asumsinya, kata dia, banyak perusahaan tidak akan mampu mewujudkan perkiraan laba, dan dampaknya ke pasar modal. Banyak investor sudah menarik dananya dari pasar modal untuk ditempatkan pada instrumen investasi yang aman. Sektor penerbangan dan pariwisata bahkan sudah menghitung rugi.

“Kalau proses kerusakan ini tidak direduksi, perekonomian global bisa terseret ke dalam resesi,” tegasnya.

Apalagi, kata Bamsoet, durasi cemas dan kehatian-hatian akibat wabah virus belum bisa dihitung. Menunggu sambil membiarkan terjadinya eskalasi kerusakan adalah salah. Semua orang tentu tidak mengharapkan terjadi resesi ekonomi akibat wabah virus Corona.

Bamsoet mengatakan, dalam posisinya sebagai regulator, pemerintahan di semua negara diharapkan berbuat maksimal untuk mencegah potensi resesi.

“Harus ada keberanian menawarkan dan menerapkan kebijakan serta langkah-langkah stimulus untuk memperkecil skala kerusakan di sektor ekonomi dan bisnis,” ujar dia.

Karena itu, kata Bamsoet, inisiatif pemerintah Indonesia menerapkan sejumlah kebijakan stimulus ekonomi sudah tepat, sebagai Countercyclical atas kerusakan akibat virus Corona. Stimulus fiskal dan kemudahan prosedural ekspor impor, termasuk dukungan kepada UMKM, sangat relevan.

Stimulus dari Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun mestinya memberi keleluasaan bagi perbankan menurunkan suku bunga kredit, karena likuiditas bank menjadi cukup besar. Likuiditas yang besar itu idealnya memudahkan bank menyalurkan kredit murah untuk memaksimalkan produktivitas sektor riil.

Kata Bamsoet, semua kementerian dan lembaga (K/L), serta semua pemerintah daerah diharapkan memaksimalkan pemanfaatan anggaran belanja untuk mendongkrak produksi dan permintaan di dalam negeri.

“Jangan lagi ada kasus dana pembangunan yang tidak dimanfaatkan dan hanya diendapkan di bank,” pungkas Bamsoet.(faz/iss/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Selasa, 30 April 2024
28o
Kurs