Rabu, 14 Mei 2025

Marak Tren Childfree, BKKBN Jatim Ingatkan Pentingnya Menjaga Angka Kelahiran

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Ilustrasi pernikahan. Foto: Getty Images

Pertimbangan memiliki anak di Indonesia dipengaruhi berbagai faktor sosial dan budaya, mulai dari keinginan memiliki keturunan hingga anggapan bahwa banyak anak membawa rezeki.

Namun, survei menunjukkan bahwa kesiapan finansial dan mental menjadi faktor utama dalam keputusan memiliki anak.

Seiring waktu, tren childfree juga semakin berkembang, dengan data BPS tahun 2022 menunjukkan 8,2 persen perempuan usia subur memilih tidak memiliki anak, meningkat dari tahun-tahun sebelumnya.

Alasan yang mendasari pilihan ini antara lain kondisi ekonomi, kesiapan lahir batin, serta fokus pada karier.

Di sisi lain, data dari Sistem Peringatan Dini Pengendalian Penduduk (SiPerindu) BKKBN menunjukkan bahwa Nusa Tenggara Timur dan Papua Barat memiliki angka kelahiran total (AKT) tertinggi secara nasional, yakni 2,7, yang masuk dalam kategori “Awas”.

Secara nasional, AKT berada di angka 2,11—masih dalam kategori normal—dengan Jakarta mencatat AKT terendah sebesar 1,82.

AKT ini mencerminkan jumlah rata-rata anak yang dilahirkan perempuan selama masa reproduksinya, dan menjadi dasar penting dalam perencanaan program kesehatan ibu-anak, peningkatan usia nikah, serta penurunan angka kelahiran.

Menyikapi hal ini, Maria Ernawati Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Timur (Jatim) mengingatkan pentingnya menjaga angka kelahiran agar tetap seimbang guna menghindari risiko loss generation atau hilangnya satu generasi dalam siklus kependudukan.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), saat ini AKT di Jatim menyentuh angka 1,98. Angka ini di bawah ambang batas ideal sebesar 2,11 anak per perempuan usia subur.

“Seyogyanya jumlah di-maintenance saja, jangan sampai turun lagi kalau kita tidak mau loss generation. Loss generation bisa terjadi jika AKT semakin turun. Rata-ratanya 2,1,” terang Maria dalam program Wawasan Radio Suara Surabaya pada Rabu (14/5/2025) pagi.

Maria menyebut tantangan yang dihadapi saat ini bukan hanya angka kelahiran yang rendah, tetapi juga maraknya tren child-free, serta tingginya angka pernikahan usia anak.

Oleh karena itu, BKKBN terus menggencarkan edukasi dan sosialisasi mengenai pentingnya keluarga berencana serta peran keluarga dalam pembangunan bangsa.

Dia menyebut bahwa usia ideal untuk menikah adalah 21 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki. Maria menyatakan bahwa BKKBN terus mengedukasi masyarakat bahwa dua anak cukup, dan yang penting adalah kualitasnya.

BKKBN Jatim juga mengedepankan program Generasi Berencana (Genre) untuk mendampingi remaja. Dalam program ini, remaja diedukasi agar menghindari tiga hal: pernikahan dini, seks bebas, dan penyalahgunaan narkoba.

Dalam hal ini, BKKBN Jatim menggandeng sekolah-sekolah melalui pusat informasi dan konseling remaja, serta pelatihan guru bimbingan dan konselor sebaya.

Sebagai bentuk komitmen menjaga keseimbangan demografi, BKKBN Jatim menguatkan sinergi dengan pemerintah daerah melalui program jangka panjang, seperti Grand Design Pembangunan Kependudukan (GDPK), serta program jangka pendek dan menengah yang dapat diukur secara konkret.

Program Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB) juga dikembangkan di seluruh desa untuk mendukung peningkatan kualitas SDM dan pengendalian pertumbuhan penduduk dari tingkat terbawah.

Maria menambahkan, kolaborasi lintas sektor sangat penting, termasuk dengan Kementerian Kesehatan dan Kementerian Agama. Arahan ini juga sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya kerja sama antarlembaga.

Dengan berbagai strategi tersebut, BKKBN Jatim berharap angka kelahiran di Jawa Timur tetap stabil dan berkualitas, demi mendukung pembangunan nasional yang berkelanjutan. (saf/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Avanza Terbalik Usai Tabrak 2 Mobil Parkir

Mobil Terbakar Habis di KM 750 Tol Sidoarjo arah Waru

Kecelakaan Dua Truk di KM 751.400 Tol Sidoarjo arah Waru

Surabaya
Rabu, 14 Mei 2025
28o
Kurs